maduraindepth.com – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2019, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang digelar Kamis (7/11) di wilayah daratan masih menyisakan beberapa persoalan. Dari 226 desa, pasca Pilkades, salah satunya di Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, berujung kericuhan antarpendukung Calon Kepala Desa (Cakades).
Hal itu, terlihat dari video yang tersebar di jejaring sosial. Salah satunya di beberapa group WhatsApp, Sabtu (9/11).
Diketahui bahwa, Desa Pragayaan Daya, sedikitnya memiliki dua Cakades, yakni nomor urut 01 atas nama Imrah, dan Cakades nomor urut 02 atas nama Mashari.
Dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) itu, Imrah, keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara terbanyak dibandingkan rekan rivalnya, Mashari. Namun, sejak terpilihnya Imrah sebagai Kades terpilih, warga pendudukung nomor urut 02 dengan tanpa alasan langsung memblokade jalan umum.
“Pendukung 02 itu sebenarnya punya masalah pribadi, sehingga jalan diblokade usai Pilkades digelar kemarin,” ungkap Umam (27), warga setempat saat dikonfirmasi media, Sabtu (9/11).
Dalam video tersebut, masing-masing pendukung Cakades Pragaan Daya, tengah memblokade jalan umum di desanya itu, semenjak pagi. Bahkan, para pendudukung Cakades diketahui hampir bentrok.
Tak terima jalannya diblokade para pendukung 02, akhirnya pendukung nomor urut 01 mengambil sikap dengan cara ikut serta memblokade tiga jalan di desanya tersebut.
“Jadi, nomor urut 01 ini kemudian juga ikut memblokade ruas jalan, diantara jalan umum, jalan setapak, dan jalan pertigaan di Desa Pragayaan Daya,” kata pemuda itu.
Dia menjelaskan, kronologi pemblokadean jalan tersebut dipicu saat pendukung 02 memagari lahan tanah miliknya. “Kebetulan tanah yang diberi pagar itu merupakan jalan yang sering dilewati oleh pendukung Cakades 01, akibatnya pendukung Cakades 01 langsung memblokade 3 jalan di Desa Pragaan Daya sehingga masyarakat setempat tidak bisa beraktivitas,” jelas Umam.
Di sisi lain, Umam juga kecewa. Sebab, aparat kepolisian, utamanya Kepolisian Sektor (Polsek) Pragaan melarang Kepolisian Resort (Polres) datang ke lokasi.
“Saya juga kecewa, kenapa Polsek Pragaan hanya melakukan lobi-lobi yang justru itu tidak membuahkan hasil. Saat ini warga sedang memanas dan hampir bentrok antar pendukung,” terang dia.
Selain itu, lanjut Umam, Polsek Pragaan, baru turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar pukul 12:00 WIB.
“Ini sudah sejak pagi, Polsek Pragaan baru datang siang. Bagaimana semisal terjadi tindakan yang tidak diinginkan, kepolisian kok tidak responsif,” tambahnya.
Disamping itu, AKP Supriyadi, Kepala Polsek (Kapolsek) Pragaan, belum bisa dihubungi saat dicoba konfirmasi oleh media ini. Sedangkan, AKP Widiarti, Kasubbag Humas Polres Sumenep, mengatakan bahwa, kejadian itu sudah dimediasi oleh pihak Polres Sumenep dan Kapolsek Pragaan.
“Sekarang sudah kondisif dan aman, setelah pihak Polres Sumenep dan Polsek Pragaan turun ke TPK dan melakukan mediasi,” terang Widiarti, saat dihubungi sambungan selulernya. (MR/AJ)