Mengapa Sampang Tetap Zona Hijau? Ini Langkah Bupati Hingga Penangguhan Safari Ramadhan

Bupati Sampang Bertahan Zona Hijau
Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi. (Foto: MH/MI)

maduraindepth.com – Di Pulau Madura, Sampang menjadi satu-satunya kabupaten yang hingga saat ini bertahan di zona hijau ditengah pandemi Covid-19. Sementara tiga kabupaten lainnya, Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep sudah masuk dalam daerah darurat virus corona alias zona merah.

Bertahannya Kabupaten Sampang tetap berada di zona hijau tidak lepas dari langkah semua elemen, baik Pemkab, Satgas Percepatan Pencegahan Penyebaran Covid-19 dan masyarakat di Kota Bahari. Berbagai upaya seperti melakukan langkah preventif diterapkan guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di Kabupaten Sampang.

Kepada maduraindepth.com, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, membeberkan langkah-langkah yang dilakukan guna memutus mata rantai virus corona di kabupaten yang terdiri dari 14 kecamatan ini. Sebagai langkah awal pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya cuci tangan dan menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Diakui oleh bupati yang karib disapa H. Idi itu, langkah-langkah tersebut dilakukan oleh Tim Satgas Percepatan Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kabupaten Sampang. Bahkan upaya pencegahan yang diterapkan tersebut dilakukan mulai sebelum pemerintah pusat menerbitkan Surat Edaran (SE).

“Sosialisasi dan penanganan pencegahan sudah kami lakukan sebelum adanya SE dari pemerintah pusat, berlanjut bermasker dan cuci tangan juga, kita sudah memulainya lebih awal,” ujar H. Idi saat ditemui di ruang kerjanya, pada Senin (20/4) malam lalu.

Baca juga:  Organisasi Mitra SRPB Dapat Pelatihan COVID-19 di Trawas

Bersinergi dengan Semua Pihak Guna Cegah Pandemi Covid-19

PEDULI: Bupati Sampang H. Slamet Junaidi membagikan sembako kepada abang becak di hari pertama puasa, Jum’at (24/4). (Humas Sampang for MI)

Menurutnya, untuk mencegah penyebaran virus corona dibutuhkan sinergi atau keterlibatan semua pihak. Termasuk para tokoh dan kesadaran masyarakat di Kabupaten Sampang.

Terbukti, pada 26 Maret 2020 pihaknya bersama Forkopimda mengadakan pertemuan dengan ulama dan pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Sampang. Dalam pertemuan itu, umara dan ulama sepakat menunda kegiatan yang sekiranya dapat mengumpulkan banyak orang.

Kemudian pada 20 April 2020 pihaknya bersama Forkopimda kembali mengadakan pertemuan dengan melibatkan Kementerian Agama (Kemenag) Sampang, PCNU Sampang dan MUI setempat. Dalam pertemuan yang digelar di Pendopo Trunojoyo itu membahas tentang panduan beribadah di Bulan Ramadhan 1441 Hijriyah.

“Tentunya kalau mau beribadah, salat berjamaah, tarawih, kami persilahkan, tidak ada pelarangan, tapi tolong perhatikan protokol pencegahan Covid-19 ini,” ucapnya membeberkan hasil pertemuannya tersebut.

H. Idi menegaskan, dalam mencegah penyebaran virus corona, pihaknya tidak cukup mengandalkan Tim Satgas Kabupaten. Orang nomor satu di Kabupaten Sampang itu juga rutin turun ke bawah (Turba) hingga ke tingkat desa.

Saat Turba orang nomor satu di Kabupaten Sampang itu melakukan pemantauan kegiatan Tim Satgas yang berada di 14 kecamatan dan 180 desa. “Sinergi antarSatgas harus maksimal, lakukan pendataan setiap orang yang dari luar daerah, pastikan kondisi para pendatang dengan baik,” tuturnya menceritakan kegiatannya selama Turba.

Baca juga:  Persiapan Vaksinasi dan Penegakan Prokes, Pemkab Sampang Gelar Rakor

Kata H. Idi, pendataan tidak hanya dilakukan oleh Tim Satgas Kabupaten. Tetapi juga dilakukan oleh Tim Satgas Kecamatan dan Desa.

Bentuk Program Sampang Bermasker

Masker Sampang
Bupati Sampang H. Slamet Junaidi saat membagikan masker untuk masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan selama pandemi Covid-19. (Foto: RIF/MI)

Terakhir, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona, Pemkab Sampang mewajibkan masyarakat bermasker. Dana yang digunakan untuk program Sampang Bermasker ini diambil dari dana desa.

“Saya instruksikan masker tersebut diproduksi di desa karena memakai dana desa. Kami tidak ingin masyarakat Sampang belanja ke luar. Mari kita makan seadanya, kita belanjakan kepada masyarakat petani yang memang ada hasil pertanian di Kabupaten Sampang,” ucapnya berharap perputaran ekonomi di Sampang terus berjalan meski berada di tengah ancaman pandemi.

Kemudian di bulan puasa kali ini, H. Idi menegaskan, Safari Ramadhan juga ditangguhkan. Penangguhan ini dilakukan guna memutus mata rantai pandemi Covid-19.

“Kalau tahun kemarin karena tidak ada bencana non alam seperti sekarang kami lakukan. Tapi untuk bulan puasa tahun ini, karena saya melihat pergerakan grafik persebaran (Covid-19) terus naik, kayaknya tidak mungkin selesai di bulan Ramadhan, maka Safari Ramadhan ditiadakan,” terangnya.

Lima Hal Penting Bertahan di Zona Hijau

Sementara itu, Tim Satgas Covid-19 Bidang Kesehatan, Asrul Sani mengungkapkan, ada lima hal penting menjaga Sampang tetap berada di zona hijau. Berikut lima hal yang dibeberkan tersebut:

  1. Memakai masker jika keluar rumah, karena menggunakan masker menurunkan penularan sampai 72 persen,
  2. Jaga jarak minimal 1 meter (physical distancing),
  3. Cuci Tangan Pakai sabun/ hand sanitizer sebelum masuk rumah/tempat ibadah/fasilitas umum,
  4. Tidak bepergian jauh/menunda ke tempat zona merah, dan
  5. Memastikan orang-orang yang masih masa isolasi di rumah 14 hari tidak bepergian, apalagi ke tempat umum/keramaian. (RIF/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto