Masyarakat Sebut Sumenep Kota Dilan-da Banjir 2020

Seorang ibu berusaha menerobos banjir di Kabupaten Sumenep. (Foto: MR/MI)

maduraindepth.com – Hujan deras kembali mengguyur Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tak sampai satu jam hujan turun, sejumlah jalan di area kota nampak digenangi air setinggi lutut orang dewasa, Senin (20/1) sekitar pukul 11.00 WIB siang.

Dari keseringan banjir, seakan tak menemukan jalan keluar untuk mengantisipasi saat hujan turun. Masyarakat kompak menyebut kota Sumenep sebagai kota (Dilan)-da Banjir 2020.

Dalam pantauan maduraindepth.com, sejumlah titik di wilayah kota, seperti yang terlihat di Jalan KH. Sajad Kelurahan Bangselok Kota, sudah menutupi jalan. Jalan Dr. Cipto, Jalan Seludang, dan Sepanjang Jalan Desa Panglegur menuju Gor A Yani.

Hujan yang sangat deras itu, mampu mengubah badan jalan menjadi seperti sungai. Parahnya, banjir di Jalan Seludang, dan Jalan Dr. Cipto, tepatnya dikawasan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dilanda banjir usai hujan deras datang kisaran 15 sampai 20 menit saja.

“Sudah biasa kalau hujan datang, Sumenep pasti banjir. Dari yang tidak banjir menjadi banjir. Kota Bojonegoro saja dari kota banjir menjadi tidak banjir. Nah Sumenep ini yang aneh,” ujar pengendara motor, Sahid (32), saat berteduh dipinggiran toko.

Disisi lalin, nampak terlihat sepeda motor yang dikendarai oleh seorang perempuan melintas di Jalan KH. Sajad Kelurahan Bangselok Kota, didorong karena mati terendam air.

Baca juga:  Sepeda Motor Terbakar Saat Isi BBM di SPBU Bancelok, Ini Penyebabnya

Sampai berita ini terbit, hujan masih terus berlanjut, juga terlihat ada sebuah mobil melintas dari arah timur memilih untuk berhenti sejenak. Bahkan, dari arah barat Bangselok, sepeda motor putar arah melewati jalan utara, dimungkinkan takut terendam banjir dan kendaraannya mati.

Sementara, Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum (PU) Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP), Muhammad Jakfar, saat dihubungi media ini melalui sambungan selularnya belum ada respon, meski nada seringnya terdengar aktif.

Disisi lain, kawasan disepanjang Jalan Panglegur menuju Gor A Yani Sumenep, nampak genangan tambah menutupi area jalan raya. Hal tersebut juga dikeluhkesahkan para pengguna jalan.

“Tolonglah Pemerintah ini, masak jalur pembuangan air ke kali marengan sangat kecil begini, pantesan saja air lambat untuk masuk ke kali dan menyebabkan genangan yang cukup tinggi,” ujar Firman (42), pada media ini.

Masyarakat menilai, jika Sumenep telah menjadi Kota (Dilan)-da banjir. Mereka meminta awal tahun 2020 ini Pemkab setempat segera melakukan banyak evaluasi, agar Sumenep tidak tenggelam pada tahun yang akan datang. (MR/AJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto