maduraindepth.com – Sebanyak 72 desa di Kabupaten Pamekasan masuk asesmen sebagai daerah terdampak kekeringan pada musim kemarau 2023. Tim kebencanaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan pemetaan untuk mendapatkan bantuan air bersih.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pamekasan, Rusdiyadi menyampaikan, pemetaan dan asesmen untuk desa yang mengalami bencana kekeringan atau kekurangan air bersih terus dilakukan. Menurut dia, pemetaan untuk 72 desa yang dilakukan asesmen terdampak bencana kekeringan air bersih menyebar di 9 kecamatan di Pamekasan.
“Tim kami sedang berjalan melakukan asesmen. Laporan sementaran, ada 6 desa yang selesai dilakukan asesmen dan sisanya sedang dalam proses,” ujarnya, Rabu (12/7).
Rusdiyadi menyebutkan, bahwa jumlah desa di Pamekasan mencapai 178 desa dan 11 Kelurahan. “Bencana kekeringan air bersih, merata di setiap Kecamatan terdampak. Artinya, tidak ada mayoritas terdampak kekeringan di salah satu Kecamatan,” lanjutnya.
Bencana kekeringan air bersih di Kabupaten Pamekasan, meliputi kering kritis yang terjadi akibat pemenuhan air bersih di satu dusun mencapai 10 liter per orang setiap hari. Lantaran, jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer.
“Kering langka, kebutuhan air di Dusun kurang dari 10 liter per orang setiap hari, dan Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer,” jelasnya.
Seluruh desa yang terdampak bencana kekeringan, lanjut dia, pihaknya mengaku akan menyalurkan bantuan air bersih terhadap warga. Upaya itu akan dilakukan setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam.
“Distribusi air bersih ke warga Desa terdampak kekeringan, kami masih menunggu SK Bupati Pamekasan. Tetapi, ada usulan satu Kecamatan, dan jika masuk asesmen maka menjadi 10 Kecamatan yang terdampak kekeringan,” pungkasnya. (Rafi/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya DI SINI