Lantik 11 Pejabat, Ini Pesan Bupati Pamekasan

Bupati Baddrut Tamam saat melantik pejabat administrator di Peringgitan Dalam Mandhapa Agung Ronggosukowati, Selasa (10/8) siang kemarin. (FOTO: Umarul Faruk/MI)

maduraindepth.com – Bupati Baddrut Tamam melantik 11 pejabat administrator di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Pelantikan berlangsung di Peringgitan Dalam Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Selasa (10/8) siang kemarin.

Sebelas pejabat yang dilantik dan diambil sumpahnya tersebut masing-masing Mohammad Jasin sebagai Camat Kadur, Hoirur Rohman sebagai Pj. Camat Galis, Indrayati sebagai Kabid Pelayanan dan Pengembangan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan,  dan Abdul Fata sebagai Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro.

banner 728x90

Kemudian, Helda Yusita sebagai Kabid Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Agus Wijaya Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Imam Hidajad, Kabid Pembinaan dan Perlindungan Disperindag, Sri Wahyuni Kabid Perbendaharaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah, Sri Puji Harijani Kabid Pengembangan Budaya Baca dan Pelestarian Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, Eddy Suryanto sebagai Kabid Perencanaan, Pendataan dan Penetapan Pajak Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah, dan terakhir adalah Rifki sebagai Sekretaris Kantor Kecamatan Pakong.

“Hari ini alhamdulillah kita bisa melaksanakan pelantikan terbatas. Sebetulnya, rencana pelantikan bukan hari ini, tetapi di akhir Agustus sekaligus serentak. Tetapi, tiba-tiba ada saudara kita sekretaris Camat Galis wafat, ditambah lagi setelah itu camatnya pensiun. Sehingga, ada kekosongan jabatan,” ujar Baddrut Tamam dalam sambutannya.

Baca juga:  DPRD Umumkan Jabatan Bupati dan Wabup Pamekasan Berakhir 24 September 2023

Kata Baddrut Taman, kekosongan camat akan berakibat fatal terhadap tata pemerintahan di tingkat kecamatan. Sebab, camat memiliki tugas besar untuk berkoordinasi serta konsolidasi dengan semua stake holders. Tentu kekosongan tersebut menuntutnya untuk segera terisi agar pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya.

Ia menuturkan, dirinya didatangi beberapa pejabat yang meminta untuk pindah kepada jabatan yang dianggapnya lebih santai dan tidak berisiko tinggi. Tentu, menurutnya, permintaan tersebut tidak masuk akal, bahkan bisa menunjukkan bahwa yang bersangkutan aparatur sipil negara (ASN) yang malas bekerja.

“Dari sekian pertanyaan yang saya sampaikan, ada sebagian jawaban yang tidak rasional. Ingin lebih santai pak, enak sekali ingin lebih santai, kenapa tidak mengajukan pensiun dini kalau ingin santai, kan santai. Gajinya dapet, sebagai ASN tetap dapet. Semua kehidupan ini penuh dengan risiko,” tegasnya.

Dia mencontohkan, dirinya sebagai bupati memiliki risiko yang sangat besar sejak mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon bupati, dengan segala dinamika dan ancamannya. Namun, risiko itu harus dijalani, karena setiap keputusan dan tindakan yang diambil memiliki konsekuensi masing-masing.

“Kita datang ke pendopo punya risiko, entah diserempet mobil, motor dan lain-lain, bahkan kita diam di rumah ada risikonya. Tidak ada hidup ini yang tidak beresiko,” tandasnya.

Baca juga:  Pengusaha UMKM di Sampang Belum Dapat BLT Rp 2,4 Juta

Bupati yang masuk dalam bursa tokoh layak memimpin Jawa Timur ini menegaskan, seseorang yang bisa me-manage risiko serta mengelola hati dan pikiran merupakan orang yang senantiasa memiliki tempat terhormat di sisi Allah SWT.

“Sebagai ibu rumah tangga saja memiliki risiko, risiko kepemimpinan dan ketauladanan. Jika kita tidak siap menghadapi dinamika, saya usul pensiun dini, lebih terhormat. Daripada gajinya mau, fasilitasnya mau, pekerjaannya tidak mau,” ungkapnya.

Seseorang yang memiliki jabatan tinggi, tentu konsekuensi dan tanggung jawabnya lebih tinggi daripada mereka yang tanggung jawabnya lebih rendah. Tetapi, apabila jabatan yang tinggi tersebut dijalani dengan ikhlas dan penuh dengan tanggung jawab, tentu reward surga di sisi Allah lebih tinggi pula.

“Seberapa besar kontribusi kita kepada negara, sementara, hidup kita, yang kita makan, yang buat kredit rumah, beli rumah, pendidikan anak-anak kita semuanya ditanggung oleh negara. Belum lagi kita masih dapat harga diri, penghormatan dari keluarga kita, dan tetangga kita. Kalau gaji dan penghormatannya kita mau terima, sementara konsekuensi perjuangan dan pengabdian kita tidak mau terima, kan sanksi jadinya,” tambahnya.

Ia meminta kepada para pejabat dan ASN secara umum untuk bersungguh-sungguh dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Terutama untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Pamekasan.

Baca juga:  Begini Ketegasan Bupati Sumenep Melihat ASN Terseret Kasus Amoral dan Narkoba

Oleh karena itu, Baddrut Tamam meminta para abdi negara melakukan akselerasi dengan cara yang berkebaruan agar bisa bersaing dengan kabupaten/kota maju di Indonesia.

“Nah, keluar dari cara yang biasa itu menuju kebiasaan baru yang bagus dan produktif dan lebih dinamis dengan dinamika zaman yang mengitari kita,” ujarnya.

“Sungguh saya bangga sekali kepada bapak ibu yang mau bertanggung jawab, dan mau bekerja luar biasa. Sungguh saya hormat sekali. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada kita,” pungkasnya. (RUK/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *