Opini  

Idul Fitri dan Kontroversi Gol Jepang Piala Dunia 2022

Oleh: Syafiuddin Syarif (Pegiat Riset dan Guru SMAN 1 Sumenep)

penetapan 1 syawal idul fitri dan kontroversi gol jepang piala dunia 2022
Ilustrasi. (IST)

maduraindepth.com – Masih ingat gol kontroversi Timnas Jepang ke gawang Timnas Spanyol pada Piala Dunia 2022 Qatar? Gol kontroversi itu menyebabkan Spanyol kalah dan harus pulang lebih dulu. Sebelum terjadinya gol bola dianggap telah terlebih dahulu keluar garis lapangan pertandingan sepak bola.

Timnas Jepang berkeyakinan bahwa bola belum keluar lapangan, sehingga gol harus disahkan oleh wasit. Sebaliknya, timnas Spanyol berkeyakinan bahwa sebelum terjadinya gol bola telah terlebih dahulu meninggalkan lapangan pertandingan, sehingga gol harus dianulir. Terjadi ketegangan atas dua keyakinan yang berdasar pada pandangan masing-masing.

banner 728x90

Dari pandangan mata penonton, baik secara langsung atau melalui tayangan televisi sebelum gol itu terjadi, bola dianggap telah keluar. Dalam suasana ketegangan oleh dua tim, wasit menghentikan sejenak pertandingan memutuskan untuk melihat VAR. Ternyata, setelah dilihat melalui VAR bola belum 100 persen keluar. Atas dasar pengamatan VAR, akhirnya wasit memutuskan bahwa bola belum keluar dan gol Timnas Jepang atas Timnas Spanyol dinyatakan sah.

Wasit selaku pemimpin pertandingan mengambil keputusan berdasarkan statuta VIVA bahwa bola dinyatakan telah keluar lapangan jika 100 persen atau keseluruhan objek bola telah keluar garis baik di tanah atau di udara. Dalam suasana ketegangan antar dua tim wasit menghentikan sejenak pertandingan untuk melihat adalah keputusan tepat dan tegas.

Baca juga:  Saatnya Kyai Kembali ke Khittah

Inilah pentingnya aturan dan kepemimpinan yang tegas. Kedua tim yang bertanding mematuhi aturan yang telah disepakati di awal. Begitupun wasit memimpin pertandingan dengan hati-hati, teliti, adil dan tegas dalam mengambil keputusan. Kedua tim sepakat bahwa keputusan wasit baik benar atau salah harus dihormati. Kedua tim yang bertanding harus hormat dan patuh pada wasit.

Idul Fitri 1444 Hijriyah / 2023 Masehi terjadi dua perbedaan keputusan. Organisasi Muhammadiyah dan juga organisasi lainnya meyakini dan memutuskan 1 Syawal tahun ini jatuh pada hari Jumat 21 April 2023. Sedangkan pemerintah melalui sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 H diikuti oleh beberapa organisasi masyarakat Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan lainnya pada Kamis 20 April 2023. Dalam sidang isbat tersebut diungkapkan bahwa dari seratus lebih titik pengamatan hilal yang tersebar di Indonesia, tidak satupun yang melaporkan bahwa hilal (bulan sabit) muncul dan terlihat sebagai pertanda masuk pada tanggal 1 Syawal. Akhirnya, berdasar sidang isbat pemerintah melalui Kementerian Agama RI memutuskan dan menetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hati Sabtu tanggal 22 April 2023.

Muhammadiyah berdasar metode hisab menyebutkan bahwa pada 29 Ramadan ( 20 April 2023), ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11:15:06 WIB. Hilal sudah wujud ketika Matahari terbenam di Yogyakarta dan pada saat itu bulan berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia (CNBC Indonesia. 19/4/2023). Sedangkan NU dan lainnya berkeyakinan bahwa berdasar metode rukyat (melihat hilal/bulan sabit) bulan atau tidak tampak dan tidak terlihat. Sehingga diputuskan dan tetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu 22 April 2023.

Baca juga:  Tarif Angkutan Bus di Sampang Madura Tak Alami Kenaikan Jelang Mudik Lebaran Idul Fitri 2023

Dari kontroversi di atas, adanya dua pandangan yang berbeda penentuan 1 Syawal, perlu adanya aturan yang harus dipatuhi oleh semua organisasi masyarakat Islam. Begitu juga perlu adanya ketegasan dari pemerintah selaku organisasi terbesar dalam organisasi negara RI. Jika masing-masing organisasi masyarakat Islam menentukan 1 Syawal dengan metodenya sendiri, maka mereka akan mengklaim bahwa metode dan keputusan kelompoknya yang benar. Akibatnya, tidak ada penghargaan terhadap aturan hidup bernegara, sekaligus tidak ada penghormatan terhadap pemerintah. Sedangkan negara dan pemerintah adalah organisasi tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Belajar dari kontroversi gol timnas Jepang pada ke timnas Spanyol pada Pildun 2022 Qatar 2023, kedua tim tidak diberi keleluasaan untuk menentukan keputusan berdasar pandangan sepihak, sebab tidak akan pernah sama atau satu pandangan, serta akan selalu mementingkan tim dan kelompoknya sendiri. Oleh karenanya , wasit tampil tegas mengambil keputusan dengan melihat VAR. Dari hasil melihat VAR wasit memutuskan berdasar aturan yang telah disepakati dan ditetapkan bahwa bola belum keluar dan gol dinyatakan sah.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kontroversi penentuan 1 Syawal dan penetapan hari raya Idul Fitri. Satu, pemerintah harus membuat aturan (metode, kriteria) yang disetujui dan disepakati oleh semua organisasi masyarakat Islam. Dua, Pemerintah harus tampil tegas dan adil memimpin organisasi masyarakat Islam dan umat dalam penentuan 1 Syawal, mengingat pemerintah adalah satu-satunya organisasi tertinggi dalam dalam sistem kehidupan bermasyarakat dan bangsa. Ketiga, masing-masing organisasi masyarakat Islam harus legawa menaati, mematuhi, menghargai dan menghormati serta menerima dan mau melaksanakan keputusan pemerintah yang dalam hal ini dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. (*)

Baca juga:  Jaga Kondusifitas Jelang Lebaran, Polres Sampang Bentuk Tim Sakera dan Panther

Syafiuddin Syarif – Pegiat Riset dan Guru SMAN 1 Sumenep

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *