maduraindepth.com – Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (IAI NATA) Sampang, Madura menggelar seminar virtual melalui aplikasi zoom, Selasa (14/7). Webinar ini mengusung tema Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19; Menguntungkan siapa?.
Tiga narasumber mengisi Webinar tersebut, yakni Slamet Ariyadi, anggota DPR RI fraksi PAN, Miftahur Rozaq, komisioner KPU Provinsi Jawa Timur dan Insiyatun, ketua Bawaslu Sampang. Sebagai moderator adalah Agus Wedi, Direktur maduraindepth.com, sekaligus ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) IAI NATA Sampang.
Dalam sambutannya, Rektor IAI NATA KH. Mohamad Thoyyib Madani menyampaikan, kegiatan webinar dilakukan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat di masa pandemi Covid-19.
“Karena anjuran pemerintah agar tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan massa banyak, maka webinar ini menjadi solusinya,” katanya.
Dia berharap, kegiatan seminar virtual tersebut dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penyelenggaraan pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 9 Desember nanti.
“Melalui webinar ini, setidaknya di masa pandemi Covid-19 ini, IAI NATA bisa berkontribusi dalam hal pendidikan politik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur Miftahur Rozaq memaparkan kesiapan KPU dalam menyelenggarakan pemilihan kepala daerah di seluruh Indonesia.
Dijelaskannya, pelaksanaan pilkada di masa pandemi ini mengacu pada peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) nomor 2 tahun 2020 yang menunda pilkada selama tiga bulan, dari jadwal awal pada bulan September diundur ke bulan Desember.
“Total ada 9 pemilihan gubernur, 224 pemilihan bupati dan 37 pemilihan walikota. Sementara untuk Jawa Timur sendiri ada 19 pilkada di kabupaten/kota,” paparnya.
KPU Siap Gelar Pilkada di Tengah Pandemi
Rozaq menambahkan, pada 9 Desember nanti, KPU akan berupaya seoptimal mungkin melaksanakan pilkada dengan profesional, jujur, adil, serta tetap menjaga kualitas pilkada. Tak kalah penting, kata mantan komisioner KPU Sampang tersebut, adalah tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Intinya, KPU siap melaksanakan pilkada dengan mengusung tagline Pilkada Sehat,” tandasnya.
Selanjutnya, Insiyatun ketua Bawaslu Sampang menyampaikan, bahwa Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah siap mengawasi gelaran pilkada di masa pandemi ini. Dikatakannya, pihaknya telah memetakan sejumlah titik rawan yang berpotensi terjadi malpraktik pada pelaksanaan pilkada serentak.
Selain pencegahan, pengawasan dan penindakan, Bawaslu, ucap Insiyatun, juga menyiapkan patroli cyber untuk mengawasi pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu di semua platform media sosial.
“Salah satu titik rawan terjadinya pelanggaran di pilkada pada masa pandemi ini adalah penyalahgunaan bantuan Covid-19 oleh peserta pilkada, terutama incumbent,” paparnya.
Sementara itu, Slamet Ariyadi menegaskan bahwa, secara politik tidak ada yang diuntungkan dalam pilkada yang dilaksanakan pada masa pandemi. Menurutnya, seluruh komponen, baik, pemerintah, penyelengara, peserta maupun pemilih akan dihadapkan dengan dua fokus, yakni penanganan pandemi Covid-19 dan tahapan penyelenggaraan pilkada.
“Tapi kalau bicara peran, justru yang diuntungkan adalah pemuda dan milenial. Melalui medsos dan platform digital para pemilih pemula ini bisa mengambil peran. Seperti hastag gerakan anti golput atau peran pemuda hari ini dan lain sebagainya,” jelasnya.
Webinar pendidikan politik dimulai pada pukul 09.00 sampai 11.30 wib, dan diikuti lebih dari 70 peserta dari berbagai macam profesi, seperti akademisi, mahasiswa dan umum. (AW)