Dua Bocah Sampang Nekat ke Jakarta Sempat Minta Izin ke Wali Kelas

Bocah Sampang
Kedua bocah bersama keluarga di Kantor Polisi. (FOTO: Alimuddin/MiD)

maduraindepth.com – Aksi nekat dua bocah inisial SZ dan D asal Kabupaten Sampang menyedot perhatian banyak pihak. Pasalnya kedua bocah ini pergi ke Jakarta dengan mengendarai sepeda motor berbekal uang saku sebesar Rp 105 ribu.

Aksi kedua bocah ini digagalkan oleh petugas kepolisian di wilayah hukum Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah pada Senin (20/11) lalu. Keduanya dicegat polisi karena tidak mengenakan helm.

Kunjungi Teman di Ibu Kota

Kedua bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu nekat pergi ke Ibu Kota Jakarta karena ingin mengunjungi temannya. Ia berangkat dari Sampang pada Minggu (19/11).

Berdasarkan pengakuan inisial D, ia berangkat ke Jakarta hanya berbekal uang saku yang didapat dari pinjaman teman sebesar Rp 100 ribu.

“Rp 5 ribu itu sisa uang jajan yang diberi ibu (bibi yang mengasuhnya) Rp 20 ribu. Kalau Rp 100 ribu itu pinjam sama teman sebelum berangkat,” ucap D saat ditemui di Polsek Pengarengan, Sampang.

Untuk menghemat biaya selama perjalanan, keduanya hanya makan mie instan. Untuk istirahat, keduanya bermalam di gazebo pinggir jalan di daerah Tuban.

“Saya cuma makan mie instan sekali, berhenti beli bensin enam kali, sekali ngisi Rp 10 ribu. Tapi saya lupa tempatnya,” ujarnya.

Teman D, inisial SZ juga mengaku bahwa aksi nekatnya itu tanpa persiapan. Keduanya berangkat dengan hanya mengenakan kaos oblong, celana pendek dan sandal japit.

Baca juga:  Haornas ke 39, KONI Sumenep Ajak Semua Pihak Dukung Peningkatan Prestasi Olahraga

“Saya ngajak teman berangkat siang sekitar pukul satu siang. Ya nggak bawa apa-apa yang penting berangkat ke Jakarta,” kata SZ.

Ikuti Petunjuk Google Maps, Dicegat Polisi

Kedua bocah SZ dan D setelah aksi nekadnya digagalkan polisi. (FOTO: Alimuddin/MiD)
Kedua bocah SZ dan D setelah aksi nekadnya digagalkan polisi. (FOTO: Alimuddin/MiD)

Selama perjalanan, keduanya memanfaatkan petunjuk Google Maps supaya tidak kesasar. Pasalnya, kedua bocah itu mengaku tidak tahu rute perjalanan dari Sampang ke Jakarta, apalagi masih pertama kalinya.

“Kami menyetir bergantian tanpa menggunakan helm, dan selama perjalanan tidak bertemu polisi,” ujarnya.

Namun, sesampainya di wilayah hukum Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, keduanya dicegat polisi lantaran kedapatan menerobos lampu merah. SZ dan D pun diamankan ke polsek setempat sebelum dipulangkan ke Sampang.

“Waktu itu SZ yang nyetir menerobos lampu merah, lalu dikejar sama polisi dan berhasil diberhentikan. Saya dibawa ke sana (kantor polisi),” kata D menambahkan.

Keluarga: Pamit ke Wali Kelas

Semula, tidak ada yang menyangka kedua bocah itu bisa melakukan aksi nekatnya. Pihak keluarga terkejut saat mendengar keduanya diamankan di kantor polisi di wilayah hukum Semarang.

Paman SZ, Holil Hasani meceritakan, pada Sabtu (18/11) mereka mempunyai jadwal sore latihan upacara di sekolahnya. Namun sepulang sekolah, SZ izin ke wali kelas tidak bisa latihan dan ikut upacara di hari Senin.

Kepada wali kelasnya, SZ mengaku ingin pergi ke Jakarta selama tiga bulan. Saat itu mungkin oleh wali kelasnya dikira bercanda.

Baca juga:  Enam Warga Jadi Korban Ledakan Mortir

“Mereka memang punya janjian sama temannya yang ada di Jakarta, pernah berjumpa karena sudah dekat, mungkin diajak suruh ke Jakarta. Temannya yang ada di Jakarta itu cowok,” tutur Holil saat dikonfirmasi, Rabu (22/11).

Dua bocah tersebut berangkat ke Jakarta pada Minggu 19 November 2023 sekitar pukul 13.00 Wib. Kata Holil, Minggu pagi ponakannya masih berada di rumah sepupunya. Saat itu SZ dibangunin untuk sarapan sekalian dikasih uang Rp 20 ribu untuk jajan.

“Setelah dikasih uang SZ bersama D seharian tidak kelihatan di rumah, hingga keluarganya mencari keberadaannya, info dari teman mainnya katanya SZ mau ke Jawa, lalu dicari sama saya hingga ke stiap rumah temannya,” kata Holil.

Sempat mereka berjumpa sama keluarga lain di jalan. Ketika disuruh pulang kedua bocah itu malah tidak menghiraukan dan terus jalan mengendarai sepeda motor merek Beat, tanpa plat nomor polisi.

“Mereka kabur saat jumpa sama keluarga lain di tengah jalan, kami sempat mikir ponakannya kalau melintas di jembatan Suramadu pasti ketemu sama Polisi tapi nyatanya tidak, malah sampai ke Semarang,” ungkapnya.

Dikatakan, pertama kali pihaknya mendapat informasi jika ponakannya itu diamankan di kantor polisi. Setelah ada laporan dari wali kelas sekolahnya, bahwa keponakannya diamankan di kantor polisi Semarang.

Baca juga:  Ketua BagusS Sampang: Selamat Ulang Tahun ke-56 Bu Khofifah

“SZ bawa handphone, dan menelpon guru sekolahnya karena mungkin petugas kepolisian membuka HP milik SZ, dan di dalamnya ada group WhatsApp sekolah jadi langsung menghubungi nomor gurunya,” tuturnya.

Dikatakan, saat itu Holil menghubungi sepupu dan ponakan lainnya yang ada di Jakarta dan Solo agar memastikan jika dua bocah itu benar ada di kantor polisi. Setalah ada kabar kebenarannya, sebagian keluarga langsung menjemput dua bocah itu.

“Setelah dikirim foto dan video, saya nyuruh sepupu agar langsung bergegas menjemputnya ke Jawa Tengah, pada Senin 20 November 2023 sekitar pukul 12.30 WIB. Saat ini SZ dan D sudah berada di rumah dalam kondisi selamat,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *