Demonstran Gantungkan Kutang dan CD Perempuan di Pintu Masuk DPRD Pamekasan

Gantungkan Kutang dan CD Perempuan di DPRD Pamekasan
Kutang dan CD perempuan dibentangkan diantara dua pohon dengan posisi menggantung di depan pintu masuk kantor DPRD Pamekasan, Rabu (24/2). (FOTO: Umarul Faruk/MI)

maduraindepth.com – Demonstrasi mengenai dugaan adanya masalah dalam proses Penyaluran Bantuan Non Pangan Tunai (BPNT) atau agen warung di Pamekasan berlangsung sangat unik.

Pasalnya demonstran yang mengatasnamkan Pemuda Peduli Rakyat (Alpart) menyuarakan tuntutannya agar Totok Hartonon mundur dari ketua tim koordinasi (Tikor) BPNT lantaran tidak ada tindak lanjut terhadap oknum yang dituding melanggar aturan penyaluran BPNT.

Selain itu mereka juga mendesak Moh. Tarsun untuk mundur dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Pamekasan, karena dinilai tidak bisa menyelesaikan masalah agen E-Warung yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan Pedoman Umum (Pedum) penyaluran BPNT.

Menariknya, saat orator menyampaikan kritikan terhadap pemerintah, demonstran mengantungkan kutang dan celana dalam (SD) perempuan yang menempal ke tali pada dua pohon yang bersebarangan di pintu masuk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan.

“Celana dalam dan kutang itu menunjukan bahwa pemerintah Pamekasan layaknya seorang banci,” kata Basri saat ber-orasi di depan Gedung DPRD Pamekasan, Rabu (24/2).

Basri mengatakan, sebelumnya aksi protes terkait masalah BPNT sudah disampaikan berulang kali, mulai dari realisasi BPNT di Pamekasan banyak pelanggaran dan ketidaksesuaian dengan pedoman umum BPNT.

Kemudian banyaknya agen yang melakukan pemaketan sembako, penjualan di atas harga pasaran, kemudian juga kualitas beras yang dianggap tidak layak.

Baca juga:  Puluhan Pelajar Ikuti Lomba Menembak Bupati Cup

“Ini bukan cuma satu kali kami mengkawal persoalan BPNT ini, kami sempat menawarkan solusi kepada dewan dan Dinsos ternyata raalitanya di lapangan mereka tetap bersikukuh melakukan persekongkolan sehingga detik ini tidak ada kejelasan,” sambung Basri.

Aktivis Pamekasan itu mengaku kecewa karena aksi protes masalah BPNT tidak ditemui oleh pihak terkait. Ia mengaku sudah melayangkan surat melaksanakan demonstrai sejak seminggu yang lalu.

“Kedatangan kami dengan niat baik mulai dari sebelumnya tapi beliau (Tikor BPNT dan Kadinsos) malah kabur,” tegasnya.

Sementara surat tembusnya dilayangkan antaranya pada Bupati Pamekasa Baddrut Tamam, Ketau Tikor Totok Hartono, Kadinsos Pamekasan Moh. Tarsun. (RUK/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *