maduraindepth.com – Tahapan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Bangkalan, Madura, Jawa Timur 2021 kian memanas. Persoalan kian muncul semenjak tahapan pembentukan panitia pemilihan kepala desa (P2KD) beberapa bulan lalu.
Seperti yang terjadi di Desa Cangkarman, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan. Pada Januari lalu terjadi dugaan penganiayaan yang dialami anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat. (BACA: Ini Kronologi Dugaan Penganiayaan yang Dilakukan Oknum Kades di Bangkalan)
Kemudian insiden serupa juga terjadi di Kecamatan Burneh. Di sana terjadi percekcokan soal pembentukan P2KD.
Teranyar, gegara Pilkades pula salah satu anggota legislatif di Kabupaten Bangkalan, Haji Musawwir diancam akan dibunuh. Ancaman pembunuhan itu datang dari Calon Kepala Desa (Cakades) incumben Desa Tanah Merah Laok, Kecamatan Tanah Merah.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bangkalan itu menyampaikan, ancaman pembunuhan bermula saat dirinya dituding mengintervensi proses Pilkades di Tanah Merah. Oknum Cakades incumben itu pun mengancam dirinya di sebuah toko modern di area pasar Tanah Merah.
Musawwir merasa nyawanya terancam pasca ancaman pembunuhan dialamatkan kepada dirinya. Dia pun melaporkan ancaman tersebut kepada pihak berwenang.
“Saya datang ke Polres Bangkalan untuk melaporkan ancaman pembunuhan terhadap saya oleh Kades Tanah Merah Laok,” Kata Musawwir, Kamis (18/3).
Kronologi Anggota Dewan Diancam Cakades Incumben
Lebih lanjut, Musawwir menceritakan kronologi ancaman pembunuhan itu. Saat itu dia sedang mengendarai motor dan hendak mampir di sebuah toko modern. Tiba-tiba ada mobil memepet motor yang dikendarainya. Setibanya di lokasi, mobil tersebut berhenti tidak jauh dari toko modern.
Waktu itu, Musawwir langsung menuju ke mesin ATM. Namun Cakades incumben tersebut menghampirinya dan menarik kerah baju, serta mengancam akan membunuhnya setelah Pilkades selesai.
Pada saat diancam, Musawwir menjawab “jika memang ingin membunuh mengapa harus menunggu Pilkades usai, mengapa tidak dilakukan saat itu juga”. Mendengar jawaban itu, Cakades incumben tersebut kembali menuju mobilnya mengambil senjata tajam (sajam).
Beruntung, Cakades incumben itu mengurungkan niatnya. Dalam situasi mencekam itu, dua rekannya tiba-tiba memukul Musawwir.
“Saya lihat yang memukul satu orang. Saat ini kami masih proses laporan kepada pihak kepolisian,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo mengaku belum menerima secara resmi pelaporan ancaman pembunuhan itu. Namun jika nantinya ada laporan, maka akan menindaklanjuti dugaan pengancaman yang menimpa terhadap salah satu anggota DPRD Bangkalan tersebut.
“Nanti kami akan pelajari dulu kalau memang ada laporan. Dan akan ditindaklanjuti karena itu kewajiban kami. Tapi sepertinya lagi proses pelaporan. Kita tunggu saja dulu,” ungkap pria yang baru satu pekan menjabat sebagai Kasatreskrim Bangkalan. (SA/MH)