Bupati-Wabup Dan Sejumlah Forkopimda Tak Disuntik Vaksin Covid-19

Dandim 0827/Sumenep
Dandim 0827/Sumenep Letkol Inf Nur Cholis menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 usai disuntik vaksin di Pendapa Agung Kraton Sumenep, Kamis (28/1). (Foto: Badri Stiawan/MI)

maduraindepth.com – Vaksinasi Covid-19 yang digelar di Pendapa Agung Kraton Sumenep, Selasa (28/1) tidak diikuti seluruh pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Sejumlah pejabat termasuk Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Sumenep tidak disuntik vaksin.

Beberapa pejabat Forkopimda Sumenep yang tidak divaksin di antaranya Bupati Sumenep A. Busyro Karim, Wabup Sumenep Ach. Fauzi, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep Djamaluddin, Sekda Sumenep Edy Rasiyadi, dan Ketua DPRD Sumenep Abd. Hamid Ali Munir. Alasan sejumlah pejabat itu tidak divaksin beragam.

banner 728x90

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep Agus Mulyono menjelaskan, sejumlah pejabat Forkopimda telah mengikuti screening, Senin (25/1). Usai di screening, diketahui beberapa pejabat tersebut tidak direkomendasikan untuk melakukan penyuntikan vaksin berdasarkan aturan medis yang berlaku.

Bupati Sumenep misalnya. Kepala daerah dua periode itu tidak disuntik vaksin dikarenakan pernah terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut dia, orang yang dinyatakan pernah terkonfirmasi Covid-19 dan sembuh telah memiliki kekebalan secara alami. Sehingga tidak perlu divaksin. Sekda Sumenep Edy Rasiyadi juga pernah dinyatakan positif Covid-19 dan sembuh.

Kemudian Wabup Sumenep Ach. Fauzi tidak disuntik vaksin karena memiliki riwayat penyakit. Termasuk Ketua DPRD Sumenep Abd. Hamid Ali Munir tidak divaksin karena memiliki riwayat penyakit jantung.

Selain itu, Kepala Kejari Sumenep Djamaluddin juga tidak divaksin karena saat discreening pria asal Aceh itu alergi terhadap obat. “Bukan tidak mau divaksin. Tapi karena tidak memenuhi ketentuan. Kalau secara medis sudah direkomendasikan, tentu akan divaksin,” ujar Agus.

Baca juga:  Masa Kepemimpinan Buya Berakhir, Sekda Sumenep Edy Rasiyadi Jabat PLH Bupati

Diterangkan, penyuntikan vaksin tidak dilakukan asal-asalan. Harus dilakukan screening terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang yang akan divaksin. “Ada ketentuannya. Jadi tidak sembarangan,” pungkasnya. (*/BAD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *