maduraindepth.com – Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron mengatakan, minat masyarakat dalam merawat bahasa adat di Madura mulai terkikis. Di kalangan pemuda, bahasa Madura kurang begitu mashur diterapkan. Bahasa Indonesia lebih dominan dipilih jadi bahasa se hari-hari.
Bupati yang akrap disapa Ra Larif itu mengungkapkan, semasanya sejak masih nyantri jadi anak pesantren, bahasa adat Madura masih dilestarikan. “Sekarang, anak saya saja sudah sulit diajak menggunakan bahasa adat Madura,” kata Ra Latif.
Ra Latif menjelaskan adat Madura dikenal dengan sopan santun. Tentu di dalamnya jika diterapkan bahasa Madura, khususnya yang halus, budaya Madura akan lebih beradat. Apalagi mayoritas warga Madura mengemban status santri.
Oleh karena itu, Adik dari Mantan Bupati Fuad Amin itu, mendesak Dinas Pendidikan setempat agar menerapkan ulang muatan lokal bahasa Madura di bangku sekolah dasar.
“Atau dalam seminggu sekali harus ada penjabaran atau penjelasan keterangan setiap pelajaran dengan menggunakan bahasa Madura,” bebernya.
Alasan muatan lokal tersebut diterapkan ulang supaya anak-anak kembali mengetahui bahasa adatnya. Dengan begitu, pendidikan karakter anak akan tertanam.
“Artinya jangan sampai budaya ini hilang habis tergerus modernya zaman ini, karena budaya itu adalah identitas kita bersama,” tutupnya. (NR/MI)