maduraindepth.com – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Pamekasan menyosialisasikan tolak politik uang. Sebab jelang pemilu, politik uang telah menyeragam ke berbagai pelosok.
Parahnya, politik uang sangat diterima oleh masyarakat. Bahkan dikuatkan dengan istilah “Gak akan datang ke TPS kalau gak ada uang”. Sehingga para calon mengikuti kondisi pola pikir masyarakat tersebut.
Masyarakat awam memang selalu menjadi korban perpolitikan. Masyarakat jarang berpikir jangka panjang. Kebanyakan mereka berpikir jangka pendek. Hanya dielus dengan nilai rupiah, mereka langsung luluh.
Keberlangsungan demokrasi tidak lagi murni melahirkan kebebasan masyarakat menentukan pemimpinnya lima tahun ke depan. Hak mereka sangatlah tidak berharga. Inilah akibat masyarakat tidak peduli dengan kemajuan negeri ini.
Calon pertama kali menggunakan politik uang, oknum inilah yang sebenarnya harus disalahkan. Akan tetapi hal itu sudah tidak mungkin selalu disalahkan. Perlu ada solusi untuk membendung politik yang tidak sehat tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Bawaslu Pamekasan memiliki inisiatif menolak dan melawan praktik politik yang tidak sehat tersebut. Politik uang memang sulit diberantas. Sebab uang sulit untuk ditolak.
Masa tenang Bawaslu menyebarkan pamflet yang menyosialisasikan tolak dan lawan politik uang. Pasalnya, pihaknya ingin mengatasi masalah yang cukup kemelut tersebut.
“Tolak & lawan politik uang, politisasi sara dan Hoax,” isi banner yang disebarkan oleh pihak Bawaslu ke berbagai daerah di Kabupaten Pamekasan. (ek/ns)