Antisipasi Serangan Digital Pada Jurnalis, AJI Surabaya Gelar Pelatihan Digital Forensik

Digital Forensic Training for Journalist. (FOTO: AJI Surabaya)

maduraindepth.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya menggelar ‘Digital Forensic Training for Journalist’ pada Sabtu (4/2). Pelatihan ini bertujuan untuk mengantisipasi maraknya serangan digital pada para jurnalis.

Pelatihan ini didukung oleh AJI Indonesia, International Media Support (IMS) dan Fakultas Hukum Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) Surabaya. Kegiatan berlangsung selama satu hari, mulai pukul 08.45 sampai 16.15 WIB.

banner auto

Selama pelatihan, para peserta berdiskusi berbagai topik mengenai pedoman keamanan saat terkoneksi dengan internet dalam dunia digital. Diskusi itu meliputi bagaimana melindungi data pribadi, digital hygiene, menyamarkan jejak digital, hingga praktik berkomunikasi dengan aman menggunakan enkripsi dan teknik penyandian.

Ketua AJI Surabaya, Eben Haezar, mengungkapkan pentingnya pelatihan ini bagi pekerja media. Menurutnya, awak media berpotensi mendapat ancaman serangan digital dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para jurnalis.

“Dengan kecenderungan makin banyaknya serangan digital yang dilancarkan karena ketidaksukaan terhadap karya berita. Khususnya anggota AJI Surabaya,” ungkap Eben.

Anggota AJI Surabaya mengikuti Digital Forensic Training for Journalist, Sabtu (4/2/2023). (FOTO: AJI Surabaya for MiD)

Melalui pelatihan ini, para anggota AJI bisa memiliki bekal agar tidak gampang menjadi korban serangan digital. Terlebih, selama ini jaminan atas perlindungan data pribadi di Indonesia masih lemah.

Salah satu peserta pelatihan, jurnalis dari Madura, Anis Billah mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat dan menjadi pengingat agar memperhatikan jejak digital karena berkaitan dengan profesi. Termasuk aktivitas media sosial dan kemanan data-data pribadi yang tersimpan dalam gadget.

Baca juga:  Bupati Baddrut Tamam Nyatakan Siap Divaksin COVID-19

“Materi jejak digital dapat membuka pikiran saya agar tidak sembarangan mendownload aplikasi, termasuk sembarangan menggunakan WiFi publik,” kata Anis Billah.

Sekadar diketahui, pelatihan tersebut diikuti oleh anggota AJI Surabaya. Yakni dari Surabaya, Sidoarjo, Sampang dan Sumenep. (*/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto