maduraindepth.com – Bicara pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) di kabupaten Sampang, nama Aliyanto terdengar “asing” di telinga masyarakat Sampang. Baik sebagai penyelenggara di tingkat desa, kecamatan apalagi kabupaten.
Namun, baru-baru ini anak muda berkacamata tersebut mampu menyita perhatian masyarakat Sampang ketika namanya terpilih menjadi komisioner komisi pemilihan umum (KPU) Kabupaten Sampang periode 2019-2024.
Terpilihnya pria asal Kampung Bre’ Dusun Kacodur Desa Daleman Kecamatan Kedungdung Kabupaten Sampang ini merupakan pencapaian luar biasa dan patut diapresiasi oleh semua pihak. Karena sebelumnya pria berwajah tritagonis tersebut belum pernah berkecimpung sebagai panitia penyelenggara pemilihan umum (pemilu) di level apapun.
From zero to hero, itulah kata yang pas disematkan kepada aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tersebut.
“Waktu saya banyak dihabiskan di kampung sebagai wiraswasta mas,” ujarnya, kepada MaduraIndepth saat ditemui di kantor KPU Sampang Jl. Diponegoro no. 49 C Banyuanyar Sampang, Kamis, (20/6).
Sejak lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sampang, anak kedua dari pasangan Bapak Toli (alm) dan Hj. Sakdiyah ini melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Merdeka (Unmer) Malang.
Aktif di Berbagai Organisasi
Selama menjadi mahasiswa, pemuda inspiratif ini cukup produktif dan aktif dalam berorganisasi sehingga mengantarkannya menjadi Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unmer Malang.
Selain organisasi intra, pria kelahiran 4 Januari 1987 ini juga berproses dan menempa diri di berbagai platform gerakan organisasi ekstra kemahasiswaan yang berorientasi pada sosial kerakyatan, yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Hingga saat ini Aliyanto masih menjadi bagian penting di keluarga besar GMNI Sampang.
Selama menempa diri di Malang, mantan ketua osis MAN Sampang ini sudah mulai belajar hidup secara mandiri. Sukacita berproses di kota dingin Malang semakin memupuk potensi yang ada dalam dirinya. Sambil lalu berkiprah di GMNI, lulusan S1 Sarjana Hukum ini juga mengasah kemampuannya di bidang hukum di Agustian Law Firm Malang.
“Dipaksa” Ikut Seleksi KPU
Menurut Ali, sapaan akrabnya, sebelumnya dia tidak pernah membayangkan akan menjadi penyelenggara Pemilu di tingkat kabupaten. Namun karena didorong oleh orang-orang sekitarnya, akhirnya memberanikan diri ikut seleksi komisioner KPU Kabupaten beberapa waktu lalu.
“Saya diminta teman-teman untuk mengikuti seleksi KPU, dan alhamdulillah terpilih,” ucapnya.
Ali mengaku, selama ini dirinya lebih banyak berperan di belakang layar. Sehingga hal itu yang menjadi motivasi teman-temannya “memaksa” teman-temannya agar tampil di depan berkontribusi membangun demokrasi di kota kelahirannya.
“Jabatan ini merupakan amanah besar yang harus dipertanggung jawabkan,” kata dia.
Menjadi komisioner KPU, kata Ali, tidak lantas membuat dirinya besar kepala dan jumawa. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Karena menegakkan nilai-nilai demokrasi di Sampang merupakan tantangan besar yang harus dilakukan.
Dari berbagai labirin dan kompleksitas persoalan di Sampang, dirinya bersama empat komsioner yang lain bertekad akan memperbaiki kualitas demokrasi di Kabupaten Sampang, khususnya di sektor penyelenggaranya.
“Kita akan berusaha memperbaiki proses demokrasi di Sampang,” jelas pria 32 tahun tersebut.
Selain integritas penyelenggaranya, untuk menghasilkan pemilu yang demokratis, ucap Ali, semua tahapan pemilihan harus dilaksankan sesuai regulasi, sehingga tujuan dan target dapat tercapai dengan baik.
“Nantinya, tahapan-tahapan pemilu akan kita maksimalkan sehingga dapat mengedukasi masyarakat bawah,” terang divisi perencanaan, data dan informasi itu.
Aliyanto berharap masyarakat dan semua stakeholder pemilu di Kabupaten Sampang bisa bersatu padu memperbaiki kualitas demokrasi di Sampang.
“Semua harus terlibat dan berperan aktif memberikan masukan dan kritik konstruktif agar demokrasi di Sampang berjalan sesuai amanah undang-undang,” pugkasnya. (AR/AW)