maduraindepth.com – Konferensi Cabang (Konfercab) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sampang ke-V di Balai Latihan Kerja (BLK) Sampang telah berakhir, Sabtu (11/1/2020) malam. Abdul Azis terpilih menjadi Ketua PMII Sampang masa khidmat 2020- 2021.
Ketua PMII Sampang terpilih, Abdul Azis berkomitmen ingin membawa organisasi PMII lebih maju lagi sesuai dengan visi misinya, yaitu menjadikan PMII Sampang sebagai sentrum gerakan, intelektual, progresif serta solutif dengan berdasarkan Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah.
“Implementasi dari visi misi ini nantinya akan dituangkan dalam bentuk nawacita program yang menitikberatkan pada aktualisasi kaderisasi, pembenahan administrasi serta membangun jaringan kemitraan dan gerakan, tentunya dengan didasari ke-Aswajaan sebagai manhaj al-fikr wal-harakah,” ungkapnya, kepada maduraindepth.com, usai acara.
Tak hanya itu, optimalisasi media jurnalistik ucap Azis, juga harus bisa dijadikan sebagai refleksi mahasiswa dalam mengasah wacana intelektual yang kritis transformatif, dengan menumbuhkan jiwa profesionalisme, sehingga integritas organisasi akan terwujud.
“Untuk mencapai semua itu, tentu butuh kebersamaan kader, maka saya akan merangkul semua komisariat dan rayon tanpa pandang bulu untuk bersama-sama berkhidmat demi meningkatkan eksistensi PMII Sampang ke level yang lebih tinggi, tidak hanya di tataran Sampang,” tegasnya.
Terpisah, Faisol Ramdhoni, Wakil Ketua Ikatan Alumni PMII Sampang ( IKAPMII) mengucapkan selamat atas terpilihnya Abdul Azis sebagai Ketua PMII Sampang, serta suksesnya gelaran Konfercab PMII Sampang ke V.
“Selamat kepada Sahabat Azis yang telah terpilih sebagai nahkoda baru dalam melanjutkan perjuangan PMII Sampang ke depan,” ucapnya.
Dia berharap ke depan PMII Sampang sudah mulai merespon kehadiran revolusi 4.0 sebagai sebuah era baru dunia digital.
“Jika selama ini PMII mengenal dua model gerakan yakni Intelektualisme dan Ekstra Parlementarisme, maka ke depan doktrin gerakan itu ditambah satu yakni Digitalisme,” ungkap Ketua Lakpesdam NU Sampang ini.
Di zaman digitalisasi, lanjut Faisol, jika peran Mahasiswa sebagai agent of Change dilakukan tanpa disertai kemampuan penguasaan teknologi informasi dan pengelolaan digital akan kurang efektif. Bahkan akan jauh tertinggal oleh gerakan kelompok mahasiswa lainnya.
“Sehingga kreatifitas memadukan visi misi gerakan PMII dengan dunia digital sudah menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan,” pungkasnya. (AW)