Oleh : Faisal Ramdhani*
maduraindepth.com – Sesaat setelah Kabupaten Pamekasan mengumumkan kasus pasien positif Covid-19 pertama pada Ahad kemarin (29/3/2020). Ramailah publik membicarakan ikhwal tumbangnya Pamekasan dari zona hijau, Madura tidak lagi perkasa.
Bagi warga Sampang, berita itu adalah alarm yang berbunyi nyaring di telinga. Sebab, Pamekasan bukanlah kota yang jauh dari Sampang. Pamekasan begiitu dekat, hanya berjarak 25 kilometer dan bila ditempuh dengan kendaraan bermotor hanya butuh waktu 30-45 menit.
Iya, Alarm yang berbunyi nyaring!. Alarm yang membuka mata untuk melihat bahwa cirus corona itu benar benar ada, nyata dan ternyata kini sudah cukup dekat. Alarm yang membuka lebih lebar telinga agar lebih waspada dalam menjaga diri. Alarm yang lebih melapangkan hati untuk tetap tabah bertawakkal dan istiqomah dalam berdoa.
Alarm itu pun membangkitkan segenap daya kehendak warga Sampang baik di kota maupun desa. Untuk bersama-sama menjaga Sampang agar tetap berada dalam zona hijau. Lalu dengan apa dan bagaimana untuk menjaga Sampang ? Sebenarnya sederhana, tidak terlalu rumit untuk dipikirkan dan dilakukan.
Menjaga Sampang bisa dilakukan dengan cara medoakan para pimpinan kita mulai Bupati, Kapolres, Dandim dan jajaran pimpinan lainnya. Serta para Dokter, Para petugas kesehatan, aparat TNI/Polri, jajaran Satuan Tugas, petugas dan relawan posko di tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa hingga RT/RW/Dusun. Agar senantiasa tetap dilindungi oleh Allah SWT, diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sebab merekalah garda terdepan dalam menghadang masuk dan menyebarnya virus Covid-19 atau corona ke Sampang.
Mereka tak kenal lelah untuk membuat kebijakan pecegahan penyebaran virus corona. Melayani masyarakat mulai konsultasi, pemeriksaan hingga pengobatan kesehatan. Menghimbau dan berusaha menertibkan masyarakat agar disiplin dalam menjaga diri dan keluarga. Bahkan siang malam, mereka berkerja menyambut serbuan ribuan tenaga kerja dan perantau yang datang dari luar Sampang. Semuanya dilakukan hanya untuk satu tujuan memastikan Sampang benar benar bebas dari virus Corona.
Menjaga Sampang ialah dengan cara meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan diri sendiri. Mematuhi himbauan untuk tidak keluar rumah kecuali jika ada kepentingan yang mendesak/penting, menghindari kontak fisik, jangan berkerumun, berpilaku hidup bersih dan sehat, biasakan cuci tangan dengan sabun dan himbauan lainnya.
Tanpa itu semua, niscaya kebijakan dan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh pemrintah Kabupaten Sampang bisa berhasil. Sudah banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kota atau negara lain. Bahwa kedisiplinan dan kesadaran diri sendiri untuk mematuhi anjuran pemerintah menjadi salah satu kunci keberhasilan. Jadi mari saling mengerti dan membantu, melangkah bersama agar Sampang terus dalam zona hijau.
Terlebih lagi jika kita mau menjadi bagian dari upaya penyadaran itu. Membantu mengingatkan warga yang masih belum paham dan sadar. Membantu menyadarkan warga yang datang dari luar kota untuk melapor. Dan, membantu warga bila memiliki gejala terindikasi corona agar segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.
Menjaga Sampang juga dengan jalan menciptakan ketenangan di masyarakat. Tidak menyebarkan berita hoax soal corona, tidak nyinyir dan suka mengumbar kebencian pada pemerintah, tidak menulis berita atau upadate status di sosial media dengan kabar daa gambar-gambar yang menakutkan. Sebab akan membuat masyarakat tidak tenang, ketakutan, panik bahkan horror.
Bukankah banyak ahli yang sudah berkata, bahwa cara menangkal masuknya virus ke tubuh salah satunya dengan jalan meningkatkan imunitas tubuh. Ketakutan berlebihan dan kepanikan akan melemahkan imunitas tubuh kita sendiri. Untuk itu, mulailah dengan menshare kabar baik dan konten positif lainnya. Agar hati dan pikiran masyarakat tetap tenang dan senang. Tidak dalam kondisi tertekan dan merasa terteror.
Andai besok-besok, semoga tidak! Ketika upaya pemerintah sudah optimal, kesadaran dan kedisiplinan kita sudah pol-polan, masih saja jebol. Ditemukan ada yang dinyatakan positif corona di Sampang. Tidak usah langsung berekasi saling protes,saling menyalahkan, saling mencibir satu sama lain. Istilah Maduranya “ Jek Keccak Parocak”, bahasa Indonesianya silahkan artikan sendiri.
Jangan ikut ikutan latah, teriak lockdown,karantina, menutup jalan dengan beton dan tindakan berlebihan lainnya. Tanpa kita sendiri tahu arti dan konsekuensinya. Berusahalah tetap tenang, pasrahkan pada ahlinya dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sampang.
Jika punya ide, gagasan,masukan dalam mengatasinya sampaikan dengan cara yang sopan dan baik. Sebarkan optimisme dengan mengatakan Sampang Bisa, Sampang Kuat, Sampang Tangguh atau diksi penyemangat lainnya. Tidak usah membuat gaduh yang pada akhirnya nanti semakin menambah beban psikologis pengambil kebijakan, petugas kesehatan, aparat keamanan dan stakeholder lainnya. Akibatnya, kita terjebak dalam perdepatan panjang tanpa solusi. Sementara, saat itu juga sudah muncul positif corona yang lain.
Demikian tulisan ini disampaikan, dengan segenap kerendahan hati mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata-kata yang menyinggung perasaan pembaca yang budiman. Wallahul Muwafiq Ila Aqwa Mith Tharieq.
*Penulis adalah Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) PCNU Sampang.