Usulkan Program Distinasi Wisata Saat Musrenbang, Bupati: Buktikan Dulu

Usulan Wisata
Bupati Sampang H. Slamet Junaidi didampingi Wabup Sampang H. Abdullah Hidayat dan Camat Camplong Saffak pada kegiatan Musrenbangcam di Kecamatan Camplong, Sampang, Senin (15/2). (Foto: Arif Tirtana/MI)

maduraindepth.com – Sejumlah program diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Camplong, Sampang, Senin (15/2). Salah satunya pemberdayaan dan pembangunan destinasi wisata desa di Kecamatan Camplong. Terkait usulan itu, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi meminta pihak terkait untuk memberikan bukti terlebih dahulu.

Dalam sambutannya, Camat Camplong Saffak berencana membangun beberapa destinasi wisata yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian di Kecamatan Camplong. “Kami tidak terlalu butuh fisik. Fisik memang penting, akantetapi kami fokus pemberdayaan. Kalau fisik biar Kabupaten yang merencanakan,” katanya.

banner auto

Tahun 2021, pihaknya mengaku mendapatkan bantuan keuangan (BK) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) senilai Rp 90 juta. Menurut dia, anggaran tersebut akan dimaksimalkan untuk pembangunan destinasi wisata di Desa Darma Camplong.

“Saya mohon dukungan dari bapak bupati agar dapat merealisasikan program ini,” pinta Saffak.

Selain itu, Saffak mengaku juga telah merubah mindset para Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Camplong yang semula dalam pengelolaan Dana Desa (DD) memperioritaskan pembangunan fisik agar lebih difokuskan pada program pemberdayaan.

“Selain destinasi wisata, kami juga akan memaksimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kalau terlaksana, maka akan dapat memberikan kontribusi besar kepada Kabupaten Sampang dan perekonomian masyarakat. Juga dapat menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Menanggapi usulan itu, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi menyebut, dampak adanya pandemi Covid-19 di Tahun 2020 membuat pemerintah daerah tidak bisa melakukan gerak pembangunan secara leluasa. Diterangkan, APBD dipangkas 50 persen akibat pandemi Covid-19. Sementara dana yang bersumber dari anggaran lainnya juga tidak masuk ke daerah.

Baca juga:  Rata-rata Destinasi Wisata di Sampang Dikelola Swasta

“Kalau ini dibiarkan, maka Sampang akan ketinggalan. Ketertinggalan ini juga dirasakan oleh kabupaten/kota yang lain. Tapi alhamdulillah kita diberi kepercayaan oleh teman-teman di pemerintahan pusat untuk anggaran yang lain,” paparnya.

Kembali ke Camplong, lanjut Bupati yang akrab disapa Haji Idi itu, masih terdapat pembangunan infrastruktur di Kecamatan Camplong yang kurang. Dia mengatakan masih ada ruas jalan yang belum selesai. Namun pihaknya mengaku telah menyelesaikan satu ruas jalan di Kecamatan Camplomg.

“Pelan-pelan akan kita selesaikan satu persatu,” janji Haji Idi.

Dijelaskan, dari awal Februari 2019, pihaknya sudah memprioritaskan pembangunan di Kecamatan Camplong. Namun menurut Haji Idi, pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak pada tahun tersebut. Hanya bisa membuat perubahan.

“Dengan perubahan inilah kita bisa membuat program di kecamatan camplong,” katanya.

Haji Idi memaparkan, saat ini 80 persen DD dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Hal itu menurut dia menjadi masalah bersama di daerah. Mengenai curhatan Camat Camplong yang mengatakan telah memiliki spot-spot wisata, dia menyampaikan jika pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak. Sebab spot wisata telah dikontraktualkan kepada pihak ketiga selama 30 tahun.

“Saya bukan tidak mendukung untuk pembuatan Wisata di Kecamatan Camplong. Akantetapi lahan Wisata Pantai Camplong sudah dikontrakkan sebelum saya menjabat sebagai Bupati Sampang seharga Rp 50 Miliar selama 30 tahun ke depan. Insya Allah akan selesai kontraknya di tahun 2030 ini,” terang Haji Idi.

Baca juga:  Viral Bocah 8 Tahun Asal Madura Jadi Miliarder di Arab Saudi, Begini Kisahnya
Haji Idi Harapkan di Sampang Menjadi Desa Mandiri
Soal destinasi wisata, Haji Idi berharap desa-desa di Sampang dapat menjadi desa mendiri. Baik dari segi ekonomi dan lain-lain. Mantan Anggota DPR RI itu juga mengaku berkeinginan mendengar potensi apa saja yang bisa dijadikan destinasi wisata di Kabupaten Sampang.

“Tentunya desa, itu tadi permintaan camat kepada kita. Tolong buktikan dulu apakah ada keinginan desa-desa yang ingin menjadikan desanya sebagai spot wisata. Jika berkeinginan maka saya minta pengelolaan spot wisata itu nantinya dikelola BUMDes di desa masing-masing,” tuturnya.

Haji Idi menyebutkan, salah satu contoh desa yang sudah sukses dalam pengelolaan DD berupa destinasi wisata yakni Pantai Lon Malang di Kecamatan Sokobanah.

“Contohnya di Lon Malang. Di sana awalnya di danai dari DD. Setelah berkembang lalu dibuatkan proposal untuk pembangunan sarana lainnya. Karena sudah terbukti, maka apa yang diajukan seperti MCK, mushalla dan lain-lain, kita bangun dan dihibahkan ke desa,” sambung Haji Idi.

Dengan keberlangsungan wisata tersebut, kata dia, desa diwajibkan memberdayakan warga setempat sebagai tenaga kerja. Agar desa bisa mandiri, Haji Idi menghimbau agar desa memiliki inovasi untuk berbuat banyak hal.

“Kalau ada potensi-potensi di desa, camat harus bisa memastikan. Apa potensinya atau apa saja yang menjadi kendala, setelah itu libatkan desa. Pakai DD dulu tidak apa-apa. Saya butuh bukti, kita tidak ingin menyarakat menjadi masyarakat yang konsumtif. Ketika dikasih anggaran gak jalan, contohnya banyak, setelah dikasih anggaran manfaatnya tidak ada,” ujarnya.

Baca juga:  PRNU Gunung Sekar Sampang Gelar Khitanan Massal Hingga Terapi Bekam Gratis

Dalam acara Musrenbang yang juga di Hadiri oleh Forkopimcam, seluruh jajaran OPD Pemkab Sampang, Seluruh Kepala Desa di Kecamatan Camplong, dan para tokoh, H. Idi juga menyinggung adanya kelangkaan pupuk di Kabupaten Sampang.

“Berdasarkan data distribusi pupuk terbesar di madura adalah kabupaten sampang, tapi kenapa pupuk di sampang masih langka, ternyata ada pemainnya yang mana pupuk di sampang dijual ke Kabupaten Blora Jawa Tengah. Sudah saya kordinasikan dengan Kapolres agar ditindak lanjuti,” tegasnya.

Demi kemajuan pembangunan di Kabupaten Sampang, khususnya di Kecamatan Camplong, Haji Idi berharap ada sinergi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat untuk ikut memonitoring dan bersinergi mengawal kemajuan pembangunan.

Dia menambahkan, Kecamatan Camplong memiliki banyak potensi wisata. Salah satunya wisata buah jambu air yang ada di Desa Dharma Camplong. “Saya berharap ditingkatkan, dan buktikan bahwa wisata Jambu Air itu ada. Selain itu tahun depan ada sekitar Rp 30 miliar yang akan saya anggarkan untuk mobil siaga di setiap Desa, yang mana nantinya mobil tersebut bisa digunakan oleh masyarakat ketika dibutuhkan,” pungkasnya. (RIF/BAD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto