maduraindepth.com – Gerakan people power 22 Mei tidak meruntuhkan semangat para Ulama dan Habaib Madura. Meski pencegatan nyata dilakukan polisi, namun hal itu tidak mengurungkan niat untuk berangkat ke Jakarta.
Sampai hari ini, aparat kepolisian di Madura melakukan pencegatan di berbagai tempat yang menjadi pintasan massa aksi. Seperti akses Jalan Tangkel Suramadu. Kendaraan mulai dari bus hingga travel satu persatu diperiksa.
Baca juga: Pro-Kontra Gerakan People Power di Kalangan Tokoh Madura
Meski begitu, para Ulama dan Habaib tetap berkomitmen berangkat secara serentak dengan skala massa besar. Untuk memuluskan aksinya, mereka membuat surat edaran. Surat ini ditujukan kepada seluruh warga Madura untuk bersatu merapatkan barisan dan berangkat secara bersama ke Jakarta.
Hal itu disampaikan dalam surat terbuka yang beredar luas di media sosial. Dalam pernyataannya, apabila mereka tetap dilarang untuk ikut aksi, maka Ulama dan Habaib akan melawan dengan membredel jalan.
Ada dua pilihan yang ditawarkan. Pertama, tetap berangkat ke Jakarta ikut aksi 22 Mei yang diklaim dilindungi konstitusi. Kedua, apabila diadang, maka massa akan turun dan menutup Suramadu.
Pantauan Maduraindepth surat pernyataan yang telah diedarkan tersebut ditandatangani oleh perwakilan para Habaib dan Ulama. Seperti Habib Faisol Fad’aq, Abdullah Khon Thobrony, Fauroq Alawi, Ali Karrar Shinhaji, dan Jurjiz Muzammil. (EK/NR)