maduraindepth.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan memaparkan strategi dalam penanganan stunting ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) secara daring. Strategi yang dipaparkan itu merupakan bentuk upaya pengendalian stunting di Kota Dzikir dan Shalawat.
Plt Bupati Bangkalan, Mohni menyampaikan, bahwa pihaknya diminta memaparkan strategi dan pola penanganan stunting. Tujuannya, sebagai upaya untuk memenuhi target prevalensi stunting Nasional 2024, yakni 14 persen.
“Kami diminta untuk memaparkan strategi dan pola pengendalian yang kami lakukan agar prevalensi stunting bisa sesuai target nasional yang diinginkan,” tuturnya, Rabu (9/8).
Perlu diketahui, pada 2021 persentase kasus stunting di Bangkalan mencapai 28,9 persen dan pada 2022 mencapai 26,2 persen. Oleh karena capaian itu, Pemkab Bangkalan menerima penghargaan dari Pemprov Jatim.
“Memang untuk menurunkan hingga zero itu, tidak mungkin kami lakukan. Tetapi mampu turun dengan angka yang lumayan signifikan ini, sudah sangat luar biasa,” ujar Mohni.
Sementara itu, Kepala Dinas Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Anak (KBP3A) Bangkalan, Sudiyo mengatakan, bahwa Bangkalan pernah menjadi tertinggi angka stunting di Jatim. Namun saat ini, angka tersebut sudah menurun dan mampu melepas predikat sebagai kabupaten yang menjadi lokus stunting tertinggi di Jatim.
“Bangkalan pernah menjadi yang tertinggi di Jawa Timur, yakni 38,9 persen, kini turun menjadi 26,2 persen, malah sekarang sekarang peringkat ke 34 di Jatim. Penurunan ini berdasarkan penilaian SSGI tahun 2022,” jelasnya.
Dia berharap agar penurunan angka stunting tersebut terus berlanjut. “Semoga tren penurunan ini mampu dilanjutkan, sampai target nasional bisa tercapai di tahun 2024,” pungkasnya. (RM/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya DI SINI