maduraindepth.com – Upaya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo menaikkan tarif layanan tak disetujui dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Sampang. Wakil rakyat menilai, penyesuaian tarif itu akan menambah beban kebutuhan masyarakat.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang, Alan Kaisan meminta kenaikan tarif layanan ditunda dulu. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah terbebani dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Jika tetap bersikukuh, PDAM Trunojoyo harus memperbaiki manajemennya terlebih dahulu. “Jangan sampai tersendat terlalu lama, maksimal dua hari sekali itu sudah bagus,” ujar Alan saat menghadiri sosialisasi penyesuaian tarif air minum PDAM di Aula Pemkab Sampang, Selasa (27/9).
Kata Alan, PDAM Trunojoyo jangan semena-mena menaikkan tarif. Seharusnya diklasifikasikan mana saja warga yang dikenakan tarif biasa dan mahal. Seperti orang tidak mampu, jangan diberlakukan tarif kenaikan dulu.
“Kalau alasan rugi, maka banyak solusi yang harus diambil PDAM, pertama bisa subsidi silang atau ada subsidi dari pemerintah daerah sehingga masyarakat tidak terlalu dibebani,” ucap anggota Fraksi Gerindra itu.
Alan mengungkapkan, saat ini masih banyak masyarakat yang menyambung air tetapi tidak terdaftar di PDAM. Oleh sebab itu pihaknya berharap agar segara dikroscek data ulang sehingga tidak terjadi kebocoran.
“Jika kebocoran ini tidak segera diselesaikan maka berpotensi merugikan keuangan daerah,” katanya.
Pihaknya meyakini, sekalipun tidak diberlakukan kenaikan tarif air, PDAM Trunojoyo tetap tidak akan rugi. Pasalnya satu pelanggan tarif per kubik nya sekitar Rp 15 miliar dalam satu tahun. Sedangkan pemakaian listrik selama satu tahun bisa mencapai Rp 8 miliar lebih.
“Gaji karyawan dan pelayanan lainnya itu sekitar Rp 5 miliar, artinya masih untung. Apalagi di bukti kwitansi pembayaran pelanggan ada biaya administrasi sekitar Rp 11 ribu, itu bisa dikalikan dengan Rp 11 ribu pelanggan maka kurang lebih capai Rp 1,5 miliar,” bebernya.
Dari hasil perhitungan tersebut, Alan menanyakan kemana larinya anggaran Rp 1,5 miliar itu. Sehingga pihaknya berharap untuk dihitung ulang.
“Jika dirasa rugi maka perlu bertahap, kalau masih untung jangan dulu kasihan masyarakat yang masih terbebani dengan kenaikan BBM,” pungkasnya.
Sementara Direktur Utama PDAM Trunojoyo Sampang, Dani Darmawan menyampaikan, kenaikan tarif air minum tergantung hasil kajian apakah harga pokok produksi (HPP) sudah sesuai dengan penjualan. Namun hal tersebut terjadi di beberapa kecamatan di Sampang dimana HPP lebih tinggi dari harga penjualan.
“Kami menaikan harga tarif ini bukan tanpa alasan, ini benar-benar penyesuaian harga,” ungkapnya.
Dani mengaku, untuk nilainya tentang penyesuaian harga tersebut tidak sembarangan. Pihaknya bersama auditor BPKP dibantu pendampingan dalam merumuskan harga.
“Bupati menanyakan dan menguji dengan detail, kami berikan gambaran dan alasan kenapa harus menyesuaikan harga. Artinya tidak serta merta langsung disetujui dan perlu kajian secara benar,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini ada tambahan dua objek. Salah satunya listrik dengan menambah anggaran Rp 400 juta tiap bulannya. Pada satu sisi memberikan manfaat dengan penambahan sambungan rumah (SR) sampai Desember 2022.
Penyesuaian tarif layanan PDAM, lanjut Dani, tentunya akan diimbangi dengan peningkatan kinerja dan optimalisasi cakupan pelanggan baru. “Target SR tahun 2022 ini sebanyak 500 SR. Kemudian di 2023 ditargetkan sebanyak 1.846 SR,” pungkasnya. (Alim/MH)