Soal Banjir, DPRKP-CK Sebut Karena Faktor Sampah, DLH: Bukan Penyebab Utama

Pengendara melintas di Jalan Adirasa, Kolor, Sumenep yang tergenang air pasca hujan deras, Rabu (6/1). (FOTO: Badri Stiawan/MI)

maduraindepth.com – Tidak hanya banjir, sejumlah titik di Kecamatan Sumenep juga terjadi genangan air. Terutama jika terjadi hujan lebat dengan durasi di atas satu jam. Beberapa lokasi yang kerap tergenang air yaitu Jalan Adirasa Desa Kolor, Jalan Basuki Rahmat dan di depan rumah dinas Bupati Sumenep.

Faktor adanya genangan air di Sumenep salah satunya diakibatkan banyak drainase yang rendah. Sehingga tidak mampu mengalirkan air yang terus bertambah saat hujan deras. “Aliran airnya lambat. Akhirnya terjadi genangan,” kata Kepala Dinas Permahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP-CK) Sumenep Moh. Jakfar.

banner auto

Faktor lain, berkurangnya lahan terbuka untuk resapan air. Saat ini banyak terbangun rumah-rumah. Sehingga aliran air hujan hanya melalui saluran pembuangan. Daya resapan tanah berkurang. Termasuk sampah juga menjadi salah satu faktor terjadinya genangan air dan banjir.

Solusinya, perlu pengatasan seperti mencegah sampah menyumbat saluran air, pelebaran drainase atau pembuangan air, termasuk perlu adanya biopori di setiap rumah di kota Sumenep. Agar resapan air bisa kembali optimal.

“Jadi itu beberapa penyebab tingginya air yang menggenang saat hujan,” paparnya.

Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) enggan menyebut jika sampah menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Sumenep.

Plt Kepala DLH Sumenep Ernawan Utomo menyampaikan, sampah memang menjadi salah satu faktor terjadinya banjir. Tapi menurut dia masih perlu pembuktian. Bahwa ada penyumbatan saluran air yang diakibatkan sampah.

Baca juga:  Hari Jadi Sampang, Ketua DPRD Harap Sampang Maju Semua Bidang

“Kalau memang ada penyumbatan sampah, bukan tanggungjawab satu pihak. Melainkan tanggungjawab bersama,” ungkapnya.

“Faktor sampah kami pikir menjadi faktor kecil saja dalam kejadian banjir ini,” imbuh dia.

Ernawan mengaku lembaganya telah menangani sampah setiap hari. Pihaknya rutin mengangkut sampah di setiap tempat pembuangan sampah (TPS) dan kontainer. Termasuk pembersihan di poros-poros jalan.

“Tugas kami ya itu. Sampah dari TPS dan kontainer kami angkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA),” kata Ernawan. (BAD/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto