maduraindepth.com – Program revitalisasi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sampang memasuki tahapan krusial. Dari total 464 sekolah yang terdata di aplikasi Revit, hanya 138 sekolah yang mendapat kuota untuk diajukan ke pusat berdasarkan tingkat kerusakan bangunan.
Namun, kuota tersebut belum menjamin sekolah otomatis lolos. Sebab penentuan akhir tetap berada di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Kabid Pembinaan SD, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang, Yusuf, menyampaikan ada dua syarat inti yang paling menentukan. Pertama, form penilaian kerusakan bangunan yang harus ditandatangani lembaga penilai profesional. Kedua, status sertifikat kepemilikan tanah sekolah.
Ia menegaskan, bahwa sekolah yang tidak memiliki sertifikat lahan memiliki peluang sangat kecil untuk menerima program revitalisasi.
“Dari 464 sekolah, masih ada yang belum bersertifikat. Karena itu untuk pengajuan tahun ini kami prioritaskan sekolah yang tanahnya sudah bersertifikat,” tegas Yusuf, Rabu (26/11/25).
Ia menambahkan, Disdik akan melakukan pendekatan persuasif kepada pemilik lahan swasta agar ke depan bersedia menyerahkan kepemilikan kepada pemerintah demi kepentingan pendidikan.
Anggaran revitalisasi bersumber langsung dari pusat melalui DAK. Sementara pengajuan dan pertanggungjawaban berada di pihak sekolah melalui sistem aplikasi kementerian.
Selain revitalisasi bangunan, Sampang juga mendapat program strategis nasional berupa Interaktif Flat Panel (IFB), yakni perangkat layar interaktif untuk mendukung pembelajaran digital. Setiap sekolah telah menerima satu unit.
Yusuf menargetkan, IFB ditargetkan tersedia di setiap kelas. Pelatihan guru dilakukan melalui dua jalur, yaitu pelatihan dari pusat dan pelatihan mandiri di daerah. (Poer/MH)














