Pantai Goa Petapa, Destinasi Wisata Baru yang Terus Berbenah

Wisata Madura
Papan nama sebagai penanda lokasi obyek wisata Pantai Goa Petapa. (Foto: AH/MI)

maduraindepth.com – Saat berkunjung ke kediaman kawan lama, pembicaraan yang berlangsung di teras rumah, dengan suguhan kopi hitam serta makanan ringan, awalnya hanya seputar saling tanya soal kabar dan kesibukan masing-masing. Bak mengikuti aliran air. Kami terseret pada topik pembicaraan yang menjurus serius, namun dalam bingkai suasana santai. Yakni perihal pengelolaan sumber daya alam dengan tujuan menghidupkan sektor pariwisata.

Kawan semasa sekolah menengah pertama (SMP) tersebut mengatakan kalau beberapa hari lalu ia berkunjung ke lokasi obyek wisata baru. Pantai Goa Petapa adalah nama destinasi wisata baru yang dimaksud. Berlokasi di Desa Sukolilo Timur, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura.

banner auto

Segala hal yang terkait dengan Pantai Goa Petapa diceritakan lewat dialek Madura kental. Meski ada beberapa hal yang sulit dia jelaskan, namun telah lebih dari cukup dijadikan gambaran perihal keberadaan destinasi wisata baru. Penjelasan yang memancing keingintahuan untuk datang, terlebih destinasi wisata baru tersebut mudah dijangkau.

Keesokan harinya, maduraindepth.com segera tancap gas menuju lokasi. Dari pusat kota Bangkalan, perjalanan ditempuh sekitar satu jam. Kondisi jalan yang dilalui umumnya beraspal dan mulus. Namun masih ada akses jalan yang mengalami kerusakan, hingga pengendara harus memperlambat laju kendaraan.

Berpasir Putih Kekuningan

Wisata Madura
Pemandangan Pantai Goa Petapa yang mengarah ke sisi timur. (Foto: AH/MI)

Dengan modal bertanya pada salah seorang penduduk, sampailah di Pantai Goa Petapa. Destinasi wisata yang terlihat dari jalan utama. Untuk sampai ke lokasi terlebih dulu harus menuruni jalan dari gundukan batu kapur yang diratakan, tepat di samping (sisi kanan atau selatan) jalan utama. Petugas kemudian menyambut sambil mengarahkan dimana harus memarkir kendaraan. Jika angin bertiup kencang, lapisan atas jalan masuk itu akan terangkat menjadi debu.

Baca juga:  Dua Turis Asal Spanyol Kunjungi Sampang, Nikmati Lele Mambo

Tepat di sisi timur area parkir kendaraan roda dua terlihat lubang menganga, berdiameter sekitar dua meter. Di samping lubang terdapat papan bercat biru bertuliskan “Welcome to Goa Petapa”, yang tertancap di dinding batu kapur. Terdapat dua lubang setelah memasuki mulut goa. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, satu lubang dulunya tempat bertapa seorang pendatang yang makamnya juga berada di desa tersebut. Sedang satu lagi adalah lubang yang memanjang ke utara, sekitar 25 meter, dan dihuni ular piton besar. Kini lubang ini telah disumbat.

Pantai Goa Petapa membentang sepanjang 300 meter dengan balutan pasir berwarna putih kekuningan. Ada pula gugusan karang, yang terlihat apabila air laut beranjak surut. Tampak deretan pohon bakau api-api yang tumbuh subur di atas karang. Selain sebagai pemasok oksigen, keberadaan pohon tersebut sebagai penahan abrasi pantai. Pengunjung bisa melihat langsung bentangan Jembatan Suramadu jika mengarahkan pandangan ke barat.

“Obyek wisata ini memang baru dibuka, sekitar tiga bulan. Fasilitas yang ada belum seperti yang diharapkan. Namun tak mengurangi animo masyarakat untuk datang meski sekedar ingin tahu,” ungkap Abdul Azis (63) selaku pengelola.

Ungkapan yang senada dengan kondisi siang itu. Pengunjung yang datang bisa dihitung dengan jari. Begitu hari beranjak sore, jumlah pengunjung terlihat mulai ramai.

Baca juga:  Benarkah Wisata Gua Soekarno Dihuni Makhluk Astral?

Ibarat Batam dan Singapura

Pantai Goa Petapa
Goa yang menurut cerita masyarakat setempat menjadi tempat bertapa seorang pendatang. (Foto: AH/MI)

Setelah memutuskan berhenti dari usaha pemotongan kapal yang digelutinya lebih dari 20 tahun, Abdul Aziz terbilang jeli melihat potensi alam yang ada di wilayahnya. Tekadnya telah bulat untuk menggarap potensi alam yang tak hanya sekedar mendatangkan keuntungan, tapi juga mengangkat nama Desa Sukolilo Timur dari sektor pariwisata.

Meski pembangunan tembok (didekat jalan turun) terhenti, namun dia tak patah semangat untuk memanjakan pengunjung layaknya di tempat-tempat wisata lainnya. Setahap demi setahap, fasilitas penunjang dihadirkan. Untuk saat ini penambahan terkonsentrasi di sisi barat dekat jalan turun.

Selain papan nama kayu bertuliskan “Selamat Datang di Wisata Pantai Goa Petapa”, terdapat pula perahu tak terpakai miliknya yang ditempatkan di tengah-tengah area pasir. Sebuah gazebo juga dibangun sebagai tempat istirahat sekaligus berteduh dari sengatan matahari. Dari gazebo pula para orang tua mengawasi anak-anak mereka yang tengah bermain air di bibir pantai. Untuk urusan perut, tersedia toko yang menjual makanan dan minuman.

Pantai Goa Petapa
Pantai Goa Petapa dengan latar belakang Jembatan Suramadu. (Foto: AH/MI)

Pengunjung bisa menikmati suasana Pantai Goa Petapa hingga malam. Saat matahari memasuki peraduan dan perlahan diiringi datangnya gelap, puluhan lampu diantara bentangan kabel akan menyala.

Jika diibaratkan, disini adalah Batam, dan kilauan lampu di ujung selatan (Surabaya) adalah Singapura. Belum lagi kilauan sinar lampu yang terlihat dari Jembatan Suramadu,” ujarnya.

Fasilitas lain yang akan dibangun bertahap adalah cafe, kolam renang anak, juga kereta mainan anak yang hingga kini dalam pengerjaan. Gazebo akan diperbanyak agar pengunjung bisa menikmati hembusan angin pantai tanpa tersengat sinar matahari.

Baca juga:  Bangun Kemajuan Wisata Madura, Poltekpar Bali Teken MoU dengan PWI Pamekasan

Bergelut dengan Sampah Kiriman

Pantai Goa Petapa
Abdul Aziz selaku pengelola tak segan membersihkan sampah kiriman. (Foto: AH/MI)

Agar volume pasir bertambah, Abdul Azis membangun tanggul di kedua batas pantai yang dikelola. Namun seiring datangnya pasir, arus laut turut membawa sampah yang tertambat di Pantai Goa Petapa. Kiriman sampah ini kerap terlihat di obyek wisata pantai lainnya, termasuk Pantai Kuta yang tersohor sekalipun.

Seberapapun volume sampah yang datang haruslah segera dibersihkan. Sampah dapat mengubah penilaian pengunjung terhadap Pantai Goa Petapa. Bukan pekerjaan mudah mengatasinya, oleh karena tak hanya datang dari kiriman, tapi juga dari perilaku pengunjung yang kurang berperan aktif turut menjaga kebersihan lokasi wisata.

Jangan heran bila melihat Abdul Azis bergelut dengan sampah, oleh karena kebersihan Pantai Goa Petapa mutlak di tangan pengelola. Siang itu maduraindepth.com melihat langsung dia sedang mengangkut sampah untuk dipindahkan di lokasi pembakaran. Tanpa rasa segan ataupun malu dia melakukan hal yang sama berkali-kali.

“Sampah kiriman tak bisa saya cegah. Biarlah saya yang membersihkan. Untuk sampah di lokasi, saya tak lupa menghimbau kepada pengunjung agar turut menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya”, harap pria yang pandai berbahasa Inggris ini.

Meski tergolong destinasi wisata baru yang terus berbenah, Pantai Goa Petapa bisa digunakan untuk acara yang bersifat kelompok. Semisal camping, gathering, acara musik, lomba, dan sebagainya. Bahkan dikatakan Abdul Azis, pernah ada dua biduan dangdut yang membuat video klip di Pantai Goa Petapa. (AH/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto