Lato-Lato, Permainan Tradisional yang Kembali Digemari Anak-Anak

Permaian Lato-lato
Seorang anak di Desa Torjun Sampang bermain lato-lato di rumahnya, Senin (2/1). (Foto: MID25)

maduraindepth.com – Permainan lato-lato kembali populer di kalangan masyarakat. Khususnya anak-anak. Mainan yang terdiri dari dua bandulan dan diikat dengan tali sama panjang itu sudah ada sejak tahun 1990-an.

Banyak istilah yang dipakai untuk permainan tersebut. Ada yang menyebut lato-lato, katok-katok, nok-nok dan ragam istilah lainnya. Permainan tersebut menjamur hampir di semua daerah di Indonesia. Salah satunya, di Sampang, Madura.

banner 728x90

Lato-lato dimainkan dengan cara menggerakkan dua bandulan itu ke atas ke bawah secara konsisten dan cepat. Sehingga bandulan membentur satu sama lain.

Madon, 12, salah satu anak di Desa Torjun, Sampang, mengaku senang saat bermain lato-lato. Terlebih jika dimainkan bersama teman-teman sejawat. Menurut dia, saat ini banyak anak seusianya yang menggemari permainan tradisional tersebut.

“Selepas pulang sekolah saya bersama anak-anak bermain ini (Lato-lato),” tuturnya sembari menunjukkan kemampuan bermain permainan tradisional tersebut, Senin (2/1).

Bermain lato-lato, kata Madon, membutuhkan konsentrasi dan keseimbangan tangan. “Tangan yang di ayunkan ke atas ke bawah harus seimbang,” ucapnya.

Permainan tradisional yang digemari Madon saat ini mendapat dukungan dari ayahnya, Mahfud, 43. Menurut dia, sebelum menggemari lato-lato, anaknya terbiasa bermain game online di gadget.

“Biasanya selepas pulang sekolah, bukannya belajar malah bermain game online. Dari pada bermain game online seharian, lebih baik anak saya bermain lato-lato bersama temannya,” kata Mahfud.

Baca juga:  Kepulangan PMI Asal Sampang Lebih Tinggi Ketimbang Tiga Kabupaten di Madura

Sementara itu, Diky, 11, yang juga berasal dari Desa Torjun Sampang menyebut jika cara bermain lato-lato cukup mudah. “Saya beli lato-lato Rp 7 ribu. Cara memainkannya cukup mudah, yang penting belajar terus,” terangnya.

Bunyi yang ditimbulkan dari permainan lato-lato ini bisa divariasikan. Misal menirukan tepuk pramuka maupun ragam bunyi lainnya. Sesuai dengan keahlian atau keterampilan masing-masing. “Permainan ini asyik sekali,” kata Diky. (MID25/*)

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *