maduraindepth.com – Ibu korban dari tindakan pencabulan anak di bawah umur ditemani sejumlah aktivis ikut mendatangi kantor Mapolres Sampang, Selasa (8/6). Maksud kedatangan mereka untuk mempertanyakan soal kepastian kasus tindakan asusila itu.
Sebab terhitung sejak Februari 2021 kasus itu belum juga menemukan titik terang. Terlebih pelaku saat ini masih bebas berkeliaran di luar.
Kedatangan keluarga korban dan aktivis ditemui langsung Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Sudaryanto dan Kasat Intel Polres Sampang AKP Khoirul Anwar.
Saat itu, Sahiyah (ibu korban) meminta agar pihak kepolisian secepatnya menangkap pelaku. Mengingat saat ini kabarnya posisi pelaku diduga ada di Surabaya.
“Saya minta tolong polisi agar pelaku segera ditangkap, dikhawatirkan pelaku kabur ke luar kota. Malah tambah sulit untuk menangkapnya,” pintanya dengan mimik wajah sedih.
Ibu korban terus memohon agar petugas kepolisian bertindak tegas dalam upaya penangkapan pelaku. Sebab sampai saat ini korban terus mengalami kesakitan dan dilakukan pengobatan untuk proses penyembuhan.
“Saya tak tega melihat anak kami seperti ini, saya khawatir kesehatannya terganggu,” ucapnya dengan nada sedih.
Perempuan yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia itu mengaku pulang dari perantauan ketika mendengar kabar anaknya menjadi korban pencabulan. “Sudah empat bulan saya di Sampang, ingin melihat pelaku ditangkap dan mendapat ganjaran setimpal,” harapnya.
Mendengar permintaan tersebut, Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Sudaryanto menjelaskan, pihaknya sampai saat ini terus berupaya melakukan tindakan untuk meringkus DH (inisial pelaku).
Diterangkan, pihaknya mendapatkan informasi terakhir jika saat ini pelaku berada di Kalimantan. Namun setalah diperiksa melalui nomor HP pelaku, ternyata berada di lokasi yang berbeda.
“Kami cek melalui nomor HP, ternyata lokasinya di Surabaya. Kami mohon bantuan doa dan dukungan, semoga pelaku cepat ditangkap dan kasus ini atensi bagi kami,” pungkasnya. (Alim/BAD)