Dinkes Sebut Penyebaran Campak di Bangkalan Capai 13 Kasus

campak bangkalan
Kasi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi, Dinkes Bangkalan, Siska Damayanti. (Foto: Romi/MID)

maduraindepth.com – Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan hingga saat ini, Selasa (24/1), penyebaran penyakit campak mencapai 13 kasus. Jumlah tersebut tersebar di Desa Tongguh 2 kasus, kemudian Tanah Merah 5 kasus, dilanjut Modung 2 kasus dan Klampis 4 Kasus.

Kasi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Bangkalan, Siska Damayanti menyampaikan, dari 13 kasus campak itu masih masuk kategori Suspek. Artinya belum terkonfirmasi di laboratorium. Pihaknya masih mendapatkan penolakan dari keluarga pasien untuk pengambilan spesimen berupa darah penderita.

banner 728x90

“Rata-rata pasien yang terjangkit campak itu dibawah umur 15 tahun, jadi masih pengawasan orang tua. Kami gunakan pengambilan spesimen darah karena jangka waktunya lebih panjang untuk bisa diuji di laboratorium dibanding urine,” tuturnya.

Menurut Siska, hingga saat ini pihaknya masih melakukan proses penyelidikan epidemiologi. Menurut definisi operasional WHO dalam 1 kasus yang terjangkit campak maka disekitarnya masih ada 20 orang, karena mudah menular.

“Jadi penyelidikan dari 13 kasus ini kami lakukan untuk memastikan sudah KLB (Kejadian luar biasa) atau bukan, karena untuk penentuan KLB ini yaitu kasus campak di suatu daerah tersebut sudah capai 2 orang dalam periode 4 minggu,” ujarnya.

Penyebab campak biasanya akibat dari segitiga epidemiologi yaitu virus, manusia dan lingkungan. Status imunisasi itu memperparah, seperti mulai dari bayi umur 9 bulan, kemudian 18 bulan dan umur 7 tahun  belum mendapatkan imunisasi, maka resiko terjangkitnya tinggi dan bisa komplikasi.

Baca juga:  Empat Kabupaten di Madura Masuk Daftar Delapan Daerah di Jatim Soal Peningkatan Kasus Campak

“Hingga saat ini Bangkalan tidak ada yang sampai komplikasi. Karena terjadi komplikasi itu karena penanganannya tidak cepat. Kalau sudah komplikasi itu biasanya, diare berat, dehidrasi, hingga bisa konjungtifis yaitu menyerang mata,” jelasnya.

Mengingat, Bangkalan selama 2022 ada 100 kasus yang terjangkit campak. Untuk KLB sendiri terjadi di Burneh, Sepuluh dan Tanjung Bumi.

“Jumlah 100 itu suspek ya, tapi yang terkonfirmasikan itu ada 27 kasus. Penanggulangan sudah kami lakukan dengan menyisir seluruh anak yang belum imunisasi . Saya harap yang belum imunisasi segera lengkapi imunisasinya,” tukasnya. (RM/*)

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *