maduraindepth.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang menggelar pelatihan intervensi perubahan perilaku. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Trunojoyo Hotel Camplong ini diikuti oleh 80 peserta.
Kegiatan yang diikuti oleh masing-masing perwakilan unit pelayanan tehnis daerah (UPTD) Puskesmas se-Sampang tersebut digelar selama dua hari. Yakni mulai 28-30 September 2020.
Setiap UPTD mengirim masing-masing perwakilannya yang terdiri dari Bidan, Promosi Kesehatan (Promkes), Puskesmas Keliing (Kesling) dan Gizi
Pelatihan tersebut terbagi dalam dua kelas. Kelas pertama diisi oleh peserta yang terdiri dari Bidan desa, Kesling dan Gizi. Sementara kelas kedua, terdiri dari Kepala Desa (Kades) dan Kader desa.
Plt. Kepala Dinkes Kabupaten Sampang Agus Mulyadi mengatakan, Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dalam komunikasi perubahan perilaku percepatan pencegahan stunting bagi petugas kesehatan di Puskesmas dapat tersusun dan diterbitkan. Pedoman orientasi ini merupakan kelengkapan dari pedoman penyelenggaraan pelatihan KAP yang terdiri dari mata pelatihan inti.
“Diantaranya konsep dasar komunikasi antarpribadi dalam percepatan pencegahan stunting, Bina suasana dalam komunikasi antarpribadi, teknik membangun partisipatif, alat bantu komunikasi antarpribadi,” terang dia.
Selain itu, teknik fasilitasi masing-masing mata pelatihan mempunyai komponen deskripsi singkat pembelajaran hasil belajar dan indikator hasil belajar bahasan dan sub pokok bahasan, media dan alat bantu. Kemudian langkah-langkah pembelajaran dan uraian materi.
“Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh pelatih dalam menyampaikan orientesi KAP bagi petugas kesehatan di Puskesmas yang selanjutnya akan melaksanakan orientasi KAP bagian kader kesehatan. Sehingga akan memberikan kontríbusí terhadap perubahan perilaku dalam percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Sampang,” katanya
Agus menjelaskan, ada beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut. Diantaranya, pelatihan inti 1 tentang konsep dasar komunikasi antarpribadi dalam pencegahan stunting.
Kemudian mata pelatihan inti 2 adalah bina suasana dalam komunikasi antarpribadi. Selanjutnya pelatihan inti 3 tentang tehnik membangun partisipatif. Sedangkan inti 4 alat bantu Komunikasi serta mata pelatihan inti 5 tentang tehnik fasilitasi.
“KAP merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengubah perilaku
Strategi KPP, dalam percepatan pencegahan stunting menggunakan pendekatan tersebut untuk melakukan perubahan perilaku dengan harapan akan terciptanya perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik dan yang bermuara pada penurunan prevalensi stunting di setiap daerah dan di tingkat nasional secara umum,” terangnya.
Diuraikan, mata pelatihan inti 1 membahas komunikasi dialogis dan komunikasi antarpribadi yang mencakup pengertian komunikasi dialogis, komunikasi antarpribadi. Kemudian contoh pelaksanaan KAP dalam sehari-hari, serta prinsip dasar KAP.
Dengan adanya modul tersebut, lanjut Agus, petugas kesehatan dan kader masyarakat memiliki pemahaman tentang inti komunikasi antarpribadi.
“Antara lain, interaksi satu individu dengan satu individu di sebuah klinik atau di masyarakat, interaksi dalam kelompok yang kecil, penyuluhan guru dengan murid, diskusi kelompok, pendidikan sebaya, komunikasi antara orang tua dengan anak atau suami dan istri,” urainya.
Agus Berharap, setelah mengikuti MPI 1 ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi dialogis dan KAP dalam komunikasi perubahan perilaku percepatan pencegahan stunting dengan indikator hasil belajar.
“Setelah mengikuti MPI 1 ini kami berharap peserta mampu menjelaskan komunikasi dialogis dan komunikasi antar pribadi dan menyebutkan 3 prinsip dalam KAP perubahan perilaku,” tutupnya. (RIF/MH)