banner 728x90

Kasus HIV di Sampang Turun, Remaja Diminta Waspada

Para pelajar dan relawan mengikuti peringatan Hari AIDS Sedunia 2025 di depan Kantor Dinas Kesehatan Sampang, mengajak warga menjaga keberlanjutan layanan HIV. (Foto: Purnawihadi/MID)

maduraindepth.com — Pada peringatan Hari AIDS Sedunia, 1 Desember 2025, tren kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sampang kembali menjadi sorotan. Data Dinas Kesehatan menunjukkan penurunan kasus dalam dua tahun terakhir.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Sampang, dr. Dwi Herlinda Lusi Harini, menyampaikan bahwa pada 2024 tercatat 70 kasus baru, sedangkan hingga akhir 2025 jumlahnya menurun menjadi 48 kasus.

Meski demikian, tantangan penanganan HIV/AIDS dinilai masih berat.

“Stigma dan ketakutan untuk terungkap masih menjadi hambatan utama. Banyak ODHA enggan memeriksakan diri atau rutin berobat karena khawatir dikucilkan,” ujar dr. Lusi saat ditemui usai agenda peringatan Hari AIDS Sedunia.

Ia menambahkan bahwa akses layanan belum merata dan literasi kesehatan masyarakat masih rendah. Pendekatan kultural serta melibatkan tokoh agama menjadi kunci agar edukasi lebih mudah diterima.

Untuk periode 2024–2025, Dinas Kesehatan memprioritaskan perluasan layanan perawatan, dukungan, dan pengobatan (PDP), penyediaan obat ARV gratis seumur hidup, serta memperluas tes dan konseling (VCT) ke sekolah, komunitas, dan wilayah rentan.

Kampanye anti-stigma juga akan digencarkan dengan pendekatan berbasis budaya dan nilai religius.

Selain pemerintah daerah, suara dari kalangan muda juga turut menguatkan pentingnya edukasi HIV/AIDS.

Perwakilan Duta Genre Sampang, Nujumun, yang diwawancarai pada kegiatan yang sama, menilai peringatan Hari AIDS Sedunia sangat penting untuk meningkatkan kesadaran generasi muda.

Baca juga:  Cegah Kekurangan Gizi Pada Bumil dan Bayi, Ini yang Dilakukan Dinkes Sampang

“Dengan kegiatan ini, kita bisa mengimbau masyarakat agar lebih paham pencegahan HIV. Dan kalau pun ada yang sudah terkena, kita tidak boleh mendiskriminasi. Kita harus membersamai mereka dalam pengobatan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya remaja menjaga diri dari perilaku berisiko.

“Penularan HIV bisa terjadi melalui kontak darah dan hubungan seksual. Remaja harus menghindari perilaku berisiko agar Sampang bisa bebas dari HIV,” pesannya.

Saat ini terdapat 118 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang aktif menjalani pengobatan di fasilitas kesehatan Sampang.

Meski ada efisiensi anggaran di pemerintah daerah, dr. Lusi memastikan bahwa dukungan anggaran untuk penanganan HIV tetap disiapkan sebagai prioritas. (Poer/MH)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *