Dharma Wanita Persatuan Ajak Guru PAUD Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak

Workshop stimulasi deteksi dini tumbuh kembang anak bagi guru PAUD di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (FOTO: Rafi/MiD)

maduraindepth.com – Dharma Wanita Persatuan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang menggelar workshop Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Pamekasan, Nyai Siti Mudrichatun Syaifudin menyampaikan, stimutalasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak atau Bayi Lima Tahun (Balita) sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru PAUD.

Pada kegiatan itu, pihaknya melibatkan sejumlah peserta dengan mengundang perwakilan satu guru PAUD dari setiap Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di wilayah Pamekasan.

“Kami melibatakan satu narasumber memberikan materi tentang bagaimana menstimulasi mendeteksi dan melakukan intervensi tumbuh kembang pada anak PAUD,” ujarnya, Rabu (14/6).

Harapannya, guru PAUD bisa mengetahui terhadap penyimpangan atau keterlambatan dalam tumbuh kembang anak didik. Sehingga kelainan atau penyimpangan dapat dideteksi sejak dini dan bekerja sama dengan masing-masing Puskesmas.

Menurutnya, guru PAUD dapat mengetahui bagaimana proses tumbuh dan kembang anak yang normal. Bagaimana mendeteksi adanya penyimpangan atau kelainan serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi penyimpangan, terutama yang biasa dikenal stunting.

“Misal, tinggi anak tidak sesuai dengan kondisi tubuh. Kemudian deteksi tentang perkembangan terkait kemampuan motorik, sensorik dan verbal. Apakah anak mengalami keterlambatan dari usia dini,” lanjutnya.

Baca juga:  Disdik Sampang Dorong Kepala Sekolah Berinovasi Demi Kemajuan Pendidikan Kota Bahari

Mudricha mengakui, bahwa sasaran workshop stimulasi dan deteksi dini khusus guru PAUD yang tetap aktif mendeteksi dan mendidik anak usia dini dari sejak bayi lahir sampai usia lima tahun.

“Program kesehatan stimulasi dan deteksi dini, tentu dimulai sejak bayi baru lahir sampai usia belajar di sekolah. Serta, kami bekerja sama secara intensif dengan bidan desa supaya masyarakat terbantu dan kesehatan anak selalu dalam kondisi normal,” pungkasnya.(Rafi/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto