Berdayakan Kompetensi Anak Bangsa, SKK Migas-KKKS Gencar Kembangkan Kualitas SDM

Skk migas kkks peningkatan kualitas sdm anak bangsa
Sejumlah jurnalis melihat miniatur aktivitas hulu migas yang dipajang di Solo Techno Park sebagai fasilitas edukasi saat acara Lokakarya Media Periode I SKK Migas-KKKS Jabanusa, Kamis (25/7). (Foto: Moh. Busri/MID)

maduraindepth.com – Kontribusi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk bangsa tidak perlu diragukan. Selama 22 tahun mengelola industri hulu migas, institusi tersebut bukan sekadar meyumbangkan dana bagi hasil (DBH) untuk negeri. Tetapi, masih banyak peran aktif lainnya yang dilakukan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.

Salah satu gerakan atau program yang dilakukan, juga mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Diketahui, SKK Migas memiliki sebuah kebijakan yang sangat menguntungkan bagi generasi bangsa Indonesia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, melalui Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menyampaikan, bahwa tenaga kerja di industri hulu migas didominasi oleh anak bangsa. Bahkan secara nasional, sebanyak 99 persen tenaga kerjanya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Sementara itu, anak bangsa yang dipilih sebagai tenaga kerja di industri hulu migas, tentunya adalah orang yang memiliki keterampilan serta kompetensi tertentu. Maka dari itu, SKK Migas konsisten mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menggecarkan pelaksanaan program di bidang pendidikan.

Hal tersebut, dapat direalisasikan melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Sedangkan, mengenai bentuk kegiatannya dapat berupa pelatihan, beasiswa dan lain sebagainya.

“Sasarannya adalah masyarakat lokal, agar mampu meningkatkan kompetensinya,” ungkap Hudi, Rabu (7/8).

(Grafis I)

Hudi mengatakan, program SKK Migas bersama KKKS di bidang peningkatan kualitas SDM sangat banyak. Sebab, tiap KKKS diminta untuk menciptakan dan melaksanakan program sesuai inovasi masing-masing.

Seperti program KKKS Petronas di Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura yang telah membangun Rumah Pintar. Penyediaan fasilitas tersebut, bertujuan untuk menunjang pendidikan masyarakat setempat. Rumah Pintar itu, baru diresmikan pada tanggal 17 Juli 2024.

Baca juga:  Pelaku Pembunuhan Sadis di Bangkalan Berhasil Ditangkap Polisi

“Rumah Pintar ini, akan berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan wadah untuk stimulasi ekonomi daerah,” jelasnya.

Melalui Rumah Pintar itu, SKK Migas bersama KKKS Petronas menyediakan fasilitas penunjang pendidikan seperti perpustakaan. Termasuk juga, menyediakan program lokakarya sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM). Bahkan di samping itu, juga terdapat program pemberdayaan perempuan.

Program peningkatan kualitas SDM serupa, juga dilaksanakan oleh KKKS Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Kegiatannya, berupa pelatihan mekanik untuk pemuda Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Madura.

Selain itu, kontraktor industri hulu migas tersebut juga menyediakan pelatihan pengemasan dan pemasaran produk olahan. Pelatihan tersebut, diperuntukkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Pulau Mandangin.

Pada sisi yang lain, KKKS Kangean Energy Indonesia (KEI) juga melaksanakan PPM yang mengarah pada peningkatan kualitas SDM. Salah satu kegiatan yang dilakukan, yaitu berupa program internet masuk desa di Pulau Pagerungan.

“Program internet masuk desa yang dilakukan oleh KEI, tentu akan mendorong masyarakat di Pagerungan semakin melek teknologi. Sehingga, bisa belajar banyak terhadap perkembangan yang terjadi di dunia luar,” ujarnya.

(Grafis II)

Pengembangan Kualitas SDM Menargetkan Pemberdayaan Anak Bangsa

Hudi menjelaskan terkait progresivitas program pengembangan kualitas SDM yang dilakukan SKK Migas-KKKS. Sebagai salah satu contoh, dapat dilihat dari realisasi program yang dilakukan oleh BP Tangguh.

Disampaikan, bahwa sebanyak 99 persen tenaga kerja BP Tangguh adalah WNI. Sehubungan dengan itu, BP Tangguh bekerja sama dengan Petro Techno untuk melakukan seleksi dan pembinaan bagi anak-anak Papua. Sehingga, kemudian dapat ditempatkan bekerja di BP Tangguh.

Baca juga:  UTM Cetak Lulusan Unggul, Profesional, Kreatif, Berbudaya, dan Berkarakter Tangguh

“Targetnya ke depan, 70 persen pekerja BP Tangguh bisa diisi oleh anak-anak Papua. Saat ini, sudah sekitar 50 persen diisi oleh anak-anak Papua,” sebutnya.

Kata Hudi, target tersebut tidak mudah untuk dicapai. Karena sebelum itu, anak Papua yang dicanangkan sebagai calon tenaga kerja, harus dipastikan berkualitas dan memiliki kompetensi memadai.
“Prosesnya panjang dan membutuhkan konsistensi. Karena, juga ada resiko-resiko operasional yang dapat muncul jika tidak disiapkan dengan baik,” tegasnya.

Mengenai upaya pengembangan kualitas SDM, lanjut Hudi, memang penting untuk dilakukan. Menurutnya, kualitas SDM yang baik, tentu tidak sekadar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi di samping itu, juga terdapat daya saing.

“Penting bagi SKK Migas dan KKKS untuk meningkatkan mutu SDM. Ini sebagai kunci keberhasilan industri migas Indonesia,” ucapnya.

Sementara itu, Manager Regional Office dan Relations HCML Hamim Tohari mengatakan, dalam upaya peningkatan kualitas SDM, pihaknya menyediakan program beasiswa dan pemagangan. Sedangkan, bagi penerima beasiswa yang dinilai memenuhi persyaratan sebagai karyawan, maka akan direkrut untuk menjadi tenaga kerja di perusahaannya.

“HCML melalui persetujuan SKK Migas, memberikan beasiswa kepada pelajar setempat (daerah terdampak, Red) yang menempuh jenjang pendidikan sarjana. Program ini dilaksanakan di Kabupaten Sampang,” katanya.

Selain menyediakan program beasiswa, HCML juga melaksanakan program apprenticeship alias magang kerja bagi beberapa warga lokal daerah terdampak. Mengenai jumlah tenaga kerja yang direkrut oleh HCML, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

“Jadi, bergantung pada kebutuhan tugas dan fungsi di perusahaan,” jelasnya.

Baca juga:  27 Warga Bangkalan Terjaring Operasi Yustisi

Salah satu mantan penerima beasiswa KKKS HCML di Kabupaten Sampang, Madura, Alif Isyhadu Basmalah mengaku sangat terbantu dengan program tersebut. Menurutnya, program serupa merupakan salah satu bentuk pemberdayaan terhadap pemuda di wilayah operasi industri hulu migas.

“Saya sangat merasa terbantu dengan adanya program beasiswa dari HCML. Melalui program tersebut, saya bisa melanjutkan pendidikan formal,” ungkapnya.

Disampaikan, bahwa Alif adalah penerima program beasiswa HCML pada tahun 2015. Kata dia, program beasiswa tersebut bukan sekadar menanggung biaya pendidikan. Tetapi, di samping itu, HCML juga menanggung uang saku untuk penerima beasiswa selama menempuh pendidikan.

“Saya melanjutkan pendidikan D1 dengan mengambil jurusan teknik produksi migas,” tuturnya.

Pasca menyelesaikan program pendidikannya, Alif melanjutkan magang kerja sebagai calon karyawan HCML. Program magang tersebut, dijalani mulai tahun 2016-2017. Pada kesempatan itu, dia tidak hanya mendapatkan pendidikan secara teori. Tetapi, juga diterjunkan ke lapangan untuk melakukan peninjauan secara langsung.

“Saya resmi diterima sebagai karyawan di HCML pada tahun 2017,” ujarnya.

Program pemberdayaan pemuda yang mengarah pada pengembangan kualitas SDM seperti yang dilakukan HCML, dianggap sangat positif. Sehingga, patut untuk ditiru oleh KKKS yang lain.

Menurut Alif, dengan adanya program beasiswa dan perekrutan tenaga kerja dari pemuda di sekitar wilayah terdampak, maka akan sangat membantu masyarakat. Sehingga, keberadaan SKK Migas-KKKS tidak sekadar melakukan eksplorasi atau produksi.

“Ini juga menjadi langkah memberdayakan SDM yang berkompeten sebagai tenaga kerja. Saya rasa, program seperti ini penting untuk dimaksimalkan sebagai upaya mendorong pengembangan kualitas SDM anak bangsa,” tegasnya. (bus/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *