Awal Tahun 2023, Harga Cabai Rawit di Sampang Merangkak Naik

harga cabai sampang
Tampak pedagang di Pasar Srimangunan Sampang, Kamis (4/1). (Foto: Alimuddin/MID)

maduraindepth.com – Awal tahun 2023, sejumlah bahan pokok di Kabupaten Sampang alami kenaikan, salah satunya harga cabai rawit dan cabai besar. Harga dua jenis komoditi ini naik di atas 10 persen. Kenaikan tersebut disebabkan adanya permintaan konsumen yang meningkat.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Sampang, Sapta Nuris Ramlan menyampaikan, beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga. Bahkan, kenaikan harga tersebut ada yang tembus hingga Rp 12 ribu.

”Rata-rata bahan pokok alami kenaikan harga, cuman berkisar dari angka Rp 2 ribu sampai Rp12 Ribu,” ujarnya, Kamis (5/1).

Sapta menjelaskan, harga bahan pokok bisa dianggap alami kenaikan jika melebih 10 persen dari harga sebelumnya. Seperti harga cabai merah besar yang naik dari Rp 20 ribu per kilogram, menjadi Rp 30 ribu per kilogram.

”Selain cabai merah besar, cabai rawit naik harga dari Rp 55 ribu jadi Rp 67 ribu per kilogram, bawang merah naik dari Rp 30 ribu jadi Rp 32 ribu per kilogram,” katanya.

Namun dari sejumlah bahan pokok yang mengalami kenaikan harga itu, secara angka masih terbilang stabil. Pasalnya, kata Sapta, kalau mengacu pada Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo), harga dikatakan naik jika melebihi 10 persen.

Baca juga:  Masa Jabatan Hampir Selesai, Proses PAW Dedi Dores Tidak Bisa Dilanjutkan

”Kalau dari segi angkanya memang naik, cuman kalau berdasarkan ukuran Siskaperbapo itu belum dikatakan naik, seperti pada harga bawang merah dari sebelumya RP 30 ribu jadi Rp 32 ribu perkilogramnya, kenaikan harga cuma Rp 2 ribu, itu masih terbilang stabil,” imbuhnya.

Pihaknya mengaku sudah melakukan pemantauan di semua pasar yang tersebar di Kabupaten Sampang. Hasilnya, harga cabai rawit naik jadi 10 persen. Hal itu disebabkan permintaan konsumen semakin meningkat, sementara saat ini di Kota Bahari belum panen cabai.

”Cabe lokal stoknya sedikit, jadi tengkulak harus beli cabe keluar Jawa, makanya harganya lumayan mahal karena juga dipotong uang ongkos pengangkutannya,” jelasnya.

Sementara itu, pihaknya masih belum melakukan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga tersebut. ”Memang belum ada, karena tugas kami hanya memantau ketersediaan stok dan perkembangan harga di pasar,” tuturnya. (Alim/AJ)

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *