maduraindepth.com – Sebanyak 27 wartawan menghadiri undangan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sampang di Aula Mini Pemkab Sampang, Jumat (16/7). Forum itu digelar dalam rangka membahas penanganan Covid-19 yang tak kunjung usai.
Bupati Sampang H. Slamet Junaidi melalui Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Sampang Yuliadi Setiawan menyampaikan keluhan terkait minimnya kesadaran masyrakat dalam mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
“Sebetulnya, penanganan tidak serumit seperti apa yang dibayangkan, yang terpenting dalam hal ini adalah kebersamaan untuk melakukan penanganan,” ujarnya.
“Di luar negeri sudah tidak ada Covid-19, sudah dianggap biasa. Bahkan, pelaksanan Euro di luar negeri tidak ada yang menggunakan masker dan sampai saat ini aman. Karena mereka sudah menganggap Covid seperi penyakit influensi biasa,” sambungnya.
Yuliadi mengatakan, meski demikian, pelaksanaan lockdown juga harus tetap dilakukan termasuk penerapan 5M. “Seandainya masyarakat Prokes sejak awal, mungkin semua ini sudah selesai,” tuturnya kepada awak media.
“secara teori peluang menigkatnya Covid dikarenakan masyarakat yang kurang disiplin dalam melaksanakan Prokes,” imbuh Yuliadi.
Terkait vaksinasi, lanjut dia, pihaknya mengaku sampai saat ini untuk wilayah Jawa Timur paling rendah adalah Kabupaten Sampang. Sebab, ada persoalan besar yang harus diselesaikan dan dievaluasi bersama.
“Inilah tantangan besar, masyarakat sampai saat ini masih abai dalam melakukan vaksinasi,” keluhnya.
Padahal, kata Yuliadi, dalam pelaksanaannya Pemkab sudah melakukan langkah-langkah dalam penanganan Covid-19. Pria yang akrab disapa Wawan itu mengakui pihaknya telah melakukan berbahagai hal, termasuk sosialisasi di berbagai level hingga tingkat bawah.
“Kami juga sudah lakukan edukasi kepada masyarakat, kami sudah sering rapat koordinasi dan teknis tentang Covid, baik di desa dan kecamatan. Operasi yustisi juga sudah,” terangnya.
Baca juga:
Di Sampang Hampir 200 Nakes Terkonfirmasi Covid-19
Di tempat yang sama, Kapolres Sampang Abdul Havids menyampaikan, Kabupaten Sampang saat ini sedang dalam keadaan tidak biasa. Terlebih untuk beberapa minggu terakhir pasca ledakan kasus dari Bangkalan.
“Kami sampaikan, banyak upaya yang telah dilakukan. Bahkan di sini banyak dikenal dengan toleransi,” paparnya.
Dia menjelaskan, saat ini Covid-19 yang melanda yakni varian delta. Pola penularannya juga lebih cepat. Sehingga, kerumunan harus dihentikan demi keselamatan bersama.
“Varian delta ini gejalanya pertama sakit kepala, kemudian flu berat, batuk dan setelah itu sesak,” jelas perwira dengan dua melati di pundaknya itu.
Di sisi lain, masyarakat masih banyak yang tidak mau divaksin. Selain itu, pemegang tongkat komando di Polres Sampang itu berharap masyarakat dan media untuk tidak mempercayai berita hoax yang hanya akan menimbulkan kepanikan masyarakat.
“Saya harap jangan ada pemberitaan-pemberitaan hoax yang menambah kekhawatiran masyarakat,” harapnya. (RIF/BAD)