Unggulkan Tradisi Lokal, Disparbudpora Sumenep Sukseskan Event Ketupat

Kepala Disparbudpora Sumenep Carto saat diwawancarai Maduraindepth.

maduraindepth.com – Pantai Slopeng, keindahan alam yang khas dan alami, gundukan pasir putih yang menyerupai gunung ini mampu memberikan daya tarik lebih kepada para wisatawan.

Pantai yang sekaligus tempat wisata di utara kota Kuda Terbang, Kecamatan Dasuk, Sumenep itu sangat cocok bagi wisatawan untuk menghabiskan waktu libur lebaran Ketupat yang biasa digelar tujuh hari pasca lebaran Idul Fitri setiap tahun.

Wisata Pantai Slopeng ini juga memiliki ciri khas yang berbeda yang tentu belum dimiliki pantai lain, yakni banyaknya pohon siwalan di sekitar pantai, pohon kelapa dan juga pohon cemara udang, serta cafe bisa dinikmati para pengunjung.

Untuk lebih dikenal wisatawan yang berkunjung saat lebaran Ketupat 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep tengah mempersiapkan sejumlah event. Salah satunya Pesta Rakyat dan Festival Ketupat, Rabu 12 Juni 2019, besok. Saat itu semua wisatawan bakal disuguhi bermacam aneka kuliner tradisonal secara gratis.

Program yang akan digelar merupakan serangkaian 40 program Visit Sumenep 2019 yang di launching awal tahun oleh Bupati Sumenep Busyro Karim.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Carto menerangkan dalam pagelaran itu lebih mengangkat tradisi lokal. Sehingga adanya event tersebut bisa benar-benar dinikmati oleh masyarakat.

“Modelnya mengangkat tradisi, tidak seperti dulu. Kita akan menggerakkan masyarakat, sehingga benar-benar dinikmati oleh masyarakat, oleh rakyat,” katanya pada Maduraindepth, Selasa (11/6).

Baca juga:  191 Guru Sertifikasi di Sampang Kota Ikuti PPKB, Kadisdik: Persiapan Kurikulum Merdeka

Salah satunya, kata Carto, Pemkab telah menyediakan kuliner tradisional yang dibeli langsung kepada masyarakat sekitar pantai Salopeng. Nantinya setiap pengunjung akan mendapatkan makanan gratis saat berkunjung di Pantai Slopeng.

“Kita berdayakan masyarakat disana, masyarakat penjual rujak, soto campor, untuk kita beli dagangannya yang kemudian kita gratiskan pada pengunjung,” ungkapnya.

Konsep itu diyakini akan lebih efisien dari sisi anggaran dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Jadi, kalau ada anggaran 10 juta pun jadi, jika harga rujak, soto campor ditaksir 7 ribuan, kan dapat berapa puluh ribu porsi. Kita berdayakan masyarakat disana,” katanya.

Sesuai kalender event Visit Sumenep 2019, Pesta Rakyat dan Festival Ketupat akan digelar di Pantai Lombang, namun tahun ini dialihkan ke Pantai Slopeng.

“Even Ketupat tetap ada, tapi dialihkan di Salopeng. Kalau pantai Lombang masyarakat jauh. Namun di Salopeng masyarakat lebih dekat disana, dan kami yakin nanti lebih banyak,” tandasnya. (MR/NR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *