Pentahelix, Gelar Rapat Bersama Persiapan Penanaman Mangrove di Sampang

pentahelix mangrove sampang
Pentahelix di Sampang menggelar rapat persiapan dan pembentukan panitia penanaman mangrove di pesisir pantai yang akan diselenggarakan di Desa Taddan Camplong, Sampang. (Foto: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Dinas Kehutanan Jawa Timur (Jatim) bersama Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan sejumlah stakeholder menggelar rapat dalam rangka persiapan penanaman pohon mangrove di Sampang, Sabtu (29/10). Rapat digelar untuk membahas teknis hingga pembentukan panitia pelaksanaan penanaman yang akan dilakukan di seputar pesisir pantai Desa Taddan Camplong tersebut.

Ketua FPRB Sampang, Moh Hasan Jailani menyampaikan, penanaman pohon mangrove memiliki fungsi yang besar bagi lingkungan hidup. Terutama di wilayah pesisir, sehingga mampu menahan arus air laut yang berpotensi menimbulkan abrasi.

“Kita samakan rasa untuk melindungi alam, kepedulian dan suka rela kita dibutuhkan demi kelangsungan hidup generasi ke depannya,”ujar pria yang akrab disapa Tretan Mamak itu.

Diterangkan, penanaman mangrove sendiri rencananya akan dilaksanakan pada November 2022 dengan kolaborasi pentahelix. Baik dari sektor pemerintahan, swasta, pers, relawan kebencanaan, LSM, perusahaan Migas, tokoh, santri, pelajar, dan mahasiswa.

“Lima ribu bibit mangrove akan kita tanam bersama mengundang Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sampang, Slamet Junaidi,” tuturnya.

Ketua pelaksana penanaman pohon  mangrove, Kamaluddin mengatakan, persiapan teknis penanaman terus digenjot. Pasalnya, penanaman kali ini di pesisir pantai yang membutuhkan teknis dan tenaga yang maksimal.

“Menanam pohon di pesisir pantai lebih sulit dibandingkan di darat. Jadi rapat ini bertujuan untuk memantapkan segala persiapan dan kekurangan yang perlu kita bahas bersama stakeholder yang ada,” ujarnya.

Baca juga:  Cabdin Jatim Wilayah Sampang Akan Terapkan Inovasi Rumah Pendidikan

Tak hanya itu, kata Kamaluddin, setelah dilakukan mapping lokasi penanaman mangrove oleh tim dari BPBD Sampang, pihaknya akan kembali melakukan pengecekan ulang. Hal itu dilakukan untuk melihat dan mengkaji terkait lokasi pusat penanaman awal agar tidak terjadi kendala.

“Kita ketahui, sepanjang pesisir pantai di Desa Taddan Camplong itu tidak semua murni lumpur. Ada sebagain berbatu dan pasir. Jadi, kita pastikan lagi sebelum menentukan lokasi pusat penanaman,” terang Kamaluddin.

Sementara itu, Kasi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat (RLPM) Cabdin Kehutanan Wilayah Sumenep, Dinas Kehutanan Jatim, Katri Atmodjo memaparkan, sebelum pelaksanaan penanaman mangrove tiba, segalar persiapan sudah rampung. “Menanam di pesisir pantai tidak mudah, perlu kesiapan dan keterlibatan semua pihak untuk merawat dan menjaga setalah ditanam,” tuturnya.

Dia menyebut, kegiatan ini merupakan ide dan gerakan positif dari masyarakat dalam upaya memperbaiki, sekaligus mencegah rusaknya ekosistem mangrove. Khususnya di area pesisir Selatan Kabupaten Sampang.

“Jujur kita akui ekosistem mangrove telah mengalami kerusakan akibat reklamasi, jadi kami apresiasi kegiatan penanaman mangrove di Kabupaten Sampang ini. Kami berharap nantinya tanaman ini bisa terawat dan tumbuh besar,” harapnya. (Alim/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto