banner 728x90

PATOTS Gelar Workshop Musik Tong-Tong Se-Madura: Menguak Seni dalam Tradisi

Worshop tong-tong
Kepala Disbudporapar Sumenep Moh. Iksan berfoto bersama pemateri dan panitia Workshop Musik Tongtong Se-Madura yang digelar oleh Paguyuban Tongtong Sumenep (PATOTS) di SKD Batuan, Sumenep, 28 Mei 2025. (Foto : Sita/MID)

maduraindepth.com  — Nuansa budaya tradisional Madura terasa kental dalam gelaran Workshop Musik Tong-Tong Se-Madura yang berlangsung di SKD Batuan, Sumenep, Rabu (28/05/2025). Acara ini diselenggarakan oleh Paguyuban Tong-Tong Sumenep (PATOTS) bekerja sama dengan sejumlah komunitas dan lembaga seni budaya di Madura.

Mengusung tema “Menguak Musik Tong-Tong untuk Madura”, kegiatan ini bertujuan melestarikan sekaligus mengembangkan musik tradisional tong-tong agar tetap hidup dan relevan di tengah arus modernisasi.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia H. Safrani menyampaikan harapannya agar workshop ini menjadi pemicu semangat generasi muda untuk melestarikan seni musik tong-tong.

Kami ingin para peserta yang hadir bisa mengimplementasikan ilmu dari para pemateri dan membawa musik tong-tong tetap hidup di masa depan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua FKPPI Edi Susanto mengungkapkan bahwa musik tong-tong telah mengalami perkembangan pesat selama lebih dari empat dekade.

Musik tong-tong sudah ada sejak 40 tahun yang lalu—dulu hanya dipikul dengan sarung, kini telah menjadi seni pertunjukan yang megah. Dengan adanya workshop ini, semoga semangat untuk terus melestarikan budaya tetap terjaga,” katanya.

Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Sumenep, Moh. Iksan. Ia berharap kegiatan ini dapat mempererat solidaritas antarkomunitas.

Semoga kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi yang memperkuat hubungan antarkomunitas pegiat musik tong-tong, sekaligus mencegah konflik antar grup seperti yang pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

Baca juga:  Peringati Hari Sumpah Pemuda, FMPK Gelar Aksi Solidaritas

Workshop ini menjadi ruang pertemuan bagi para pemain tong-tong dari berbagai daerah, akademisi, hingga pemerhati budaya. Tiga narasumber utama hadir untuk mengisi sesi dialog, yaitu:

  1. Dr. Zulkarnain Mistortofy, M.Hum. – Peneliti musik tradisional dan akademisi ISI Surakarta

  2. Suwandi Widianto, S.Sn., M.Sn. – Mahasiswa doktoral ISI Surakarta dan dosen STKW Surabaya

  3. Gempur Sentosa, S.Sn., M.Sn. – Dosen ISBI Bandung dan pendiri Nocturnal Ensemble

Ketiganya membawakan materi seputar filosofi, komposisi, serta strategi pelestarian musik tong-tong secara modern, namun tetap berakar pada nilai-nilai tradisi.

Usai sesi dialog, peserta mengikuti praktik komposisi musik yang dipandu langsung oleh para narasumber. Dalam sesi ini, peserta diajak mengeksplorasi idiom musik tong-tong dan menciptakan karya orisinal berbasis tradisi.

Sebagai penutup, hasil workshop dipentaskan secara langsung di hadapan peserta dan tamu undangan. Penampilan ini menjadi bukti bahwa musik tradisional khas Kabupaten Sumenep tidak hanya mampu dipertahankan, tetapi juga dikembangkan secara kreatif dan kolaboratif.

Workshop ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat identitas budaya Sumenep serta memperluas eksistensi musik tong-tong di kancah nasional. Dengan keterlibatan komunitas dan akademisi, harapan agar musik tong-tong terus hidup lintas generasi semakin terbuka lebar. (Sel/Aj)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *