maduraindepth.com – Tumpeng. Kata familiar ini mudah dikenal dikalangan masyarakat luas. Biasanya bahasa “Tumpeng” sendiri sering ada di saat acara sakral tengah berlangsung. Seperti halnya “Nasi Tumpeng”.
Wejangan ini acap kali ada di acara besar seperti selametan. Indonesia sendiri adalah pemilik “Nasi Tumpeng” dan menjadikannya kultur disetiap daerah maupun kota.
Salah satunya, Madura, Jawa Timur. Terletak di ujung Timur Pulau Madura, Kabupaten Sumenep, bahasa “Tumpeng” juga tidak asing dan pasti telah menjadi bahasa sehari-hari yang ditempatkan pada olahan makanan yakni “Nasi Tumpeng”.
Tapi bagaimana jika istilah “Tumpeng” tidak lagi tersaji di olahan makanan. Melainkan melebur menjadi sebuah Destinasi Wisata tanah gundukan yang menyerupai sajian “Nasi Tumpeng.
Benar saja, di Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep inilah contohnya. Berawal dari rancangan kepala Desa Manding Laok, Eis namanya, untuk mengubah desanya menjadi Desa Wisata.
Hal itu dilakukannya untuk mewujudkan desa indah, tereksplor, dan bisa terjangkau oleh masyarakat luar. Tidak menutup kemungkinan para turis diharapnya akan juga ikut melihat “Wisata Nasi Tumpeng”.
“Ini nantinya jadi Warung produk desa. Harapan saya membangun destinasi ini supaya mengurangi tingkat pengangguran yang ada, terutama pemuda desa,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya merencanakan ketersediaan menu makanan di warung wisata tersebut harus dari harus hasil usaha masyarakat setempat.
“Warung saya sediakan, agar masyarakat bisa berwirausaha. Jadi warung ini milik masyarakat sebenarnya. Menunya langsung dari masyarakat yang ingin berjualan di warung itu,” bebernya.
Pihaknya menambahkan bahwa, bulan Juli ini akan diresmikan destinasi wisata baru itu.
“Insyaallah, bulan Juli ini Wisata sudah selesai dan masyarakat bisa menikmatinya, serta siapa saja yang ingin berwirausaha di warung tersebut saya persilahkan,” pungkasnya. (MR/NR)