maduraindepth.com – Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wahju Wibowo memantau lifting ke Gas Metering Station (GMS) Husky CNOOC Madura Limited (HCML) di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (31/12/2022). Pada kesempatan itu, SKK Migas juga menerima laporan lifting akhir tahun 2022 HCML secara simbolis.
Kunjungan itu juga dihadiri Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas (MPPF) Ardiansyah dan Koordinator Pengawas Internal SKK Migas Arief Sukma Widjaja. Termasuk VP Marketing, Legal & Business Support HCML Wahyudin Sunarya beserta jajaran.
Dalam kunjungannya, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo berpesan agar HCML menjadikan berbagai tantangan yang dihadapi pada 2022 sebagai pembelajaran. Sehingga bisa meningkatkan kinerja pada tahun 2023 kali ini.
Menurut dia, SKK Migas dan KKKS telah menetapkan program diberbagai aspek secara agresif dan massif. Tujuannya, agar seluruh KKKS termasuk HCML mempersiapkan diri lebih baik pada tahun 2023.
Wahju memaparkan, proyek lapangan gas MDA-MBH tidak hanya akan membuat fasilitas produksi HCML bertambah besar, melainkan bisa lebih terintegrasi. Sehingga ke depan, lanjut dia, perlu dilakukan kegiatan produksi yang lebih massif. Termasuk bisa mendukung upaya pencapaian target produksi migas nasional di tahun 2030, yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD.
“Kami berharap, HCML dapat terus meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru, dan melakukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan produksinya,” harapnya.
Produksi HCML Meningkat Secara Bertahap
Pada kesempatan yang sama, VP Marketing, Legal & Business Support HCML Wahyudin Sunarya memaparkan jika produksi HCML meningkat secara bertahap. Pada tahun 2017, HCML berproduksi dari Lapangan BD dan hanya mengalirkan 20-30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Namun, saat ini HCML sudah berproduksi secara stabil dari 3 lapangan, yakni BD, MBH, dan MDA. Total produksi dari 3 lapangan tersebut mencapai 185 MMSCFD (Data SKK Migas per 15 Desember 2022 sebesar 127 MMSCFD) untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur.
Wahyudin menyebut, jumlah produksi itu akan terus bertambah seiring dengan dikembangkannya lapangan baru. Sesuai salah satu visi HCML, menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur.
“Khusus untuk Lapangan BD, selain gas juga memproduksi kondensat sebesar 6,200 BOPD dan sulfur cair,” ucapnya.
Dia mengatakan, lapangan BD berkontribusi terhadap penyediaan sumber gas pada program jaringan gas PT PGN di Jawa Timur. Lapangan BD, kata Wahyudin, merupakan bagian dari Blok Madura Strait HCML yang terletak di lepas pantai Selat Madura. Dalam pengembangan Lapangan BD, HCML menggunakan anjungan lepas pantai (Offshore platform) produksi PT PAL yang berpusat di Surabaya.
Penggunaan anjungan lepas pantai produksi PT PAL merupakan wujud komitmen HCML dalam mendukung usaha SKK Migas untuk meningkatkan persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Ini bagian dari implementasi semangat yang ada pada rencana strategi (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 yang mendorong industri hulu migas menjadi penggerak perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” paparnya.
140 MMSCFD Bisa Dihasilkan Lapangan MDA-MBH
Secarara resmi, HCML mengumumkan lapangan MDA-MBH di tahun 2022 yang telah beroperasi. Gas dari lapangan ini dialirkan melalui East Java Gas Pipeline (EJGP). Wahyudin menyebut, gas yang dihasilkan dari Lapangan MDA-MBH dengan kategori full capacity bisa mencapai 140 MMSCFD. Produksi itu mampu memberikan total penerimaan negara sekitar Rp 17,4 triliun selama proyek berjalan.
Proses konstruksi lapangan ini, papar Wahyudi, membutuhkan waktu sekitar 14 bulan. Terhitung mulai Juni 2021 hingga Agustus 2022. Pengerjaan Floating Production Unit (FPU) Trunojoyo 1 dilakukan di Cina dengan pemantauan penuh jarak jauh dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi.
Pria yang akrab disapa Way itu mengatakan, pada fase kegiatan instalasi lepas pantai dan komisioning, jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 400 orang. Para pekerja bergerak ke titik lokasi dari dua wilayah, yakni Pelabuhan Kalianget Sumenep dan Pelabuhan Probolinggo. Pada fase konstruksi sampai dengan instalasi lepas pantai, pihaknya memastikan tidak ada kecelakaan maupun kerusakan lingkungan.
Pembangunan konstruksi topside dan jacket platform MDA-MBH juga menggunakan perusahaan lokal profesional yang berlokasi di Cilegon. Dalam operasi produksinya, Lapangan MDA-MBH lebih banyak melibatkan tenaga lokal profesional.
Pihaknya juga mengaku bangga karena operasi produksi HCML dan tujuan aliran penjualan gas sesuai dengan arahan pemerintah. Way menambahkan, operasi produksi HCML tetap memperhatikan faktor-faktor keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan.
“Penjualan gas kami pun kepada perusahaan-perusahaan nasional yang memegang hajat hidup masyarakat. Seperti kepada industri pupuk, listrik dan lainnya, sehingga sesuai dengan kebijakan penjualan domestik. Tentu, secara tidak langsung, ini membantu meningkatkan taraf kehidupan dan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan industri,” pungkasnya. (*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini