Meski Cuaca Buruk, KMP Rute Mandangin-Sampang Masih Beroperasi

Kapal Motor Penumpang
Sejumlah Kapal Motor Penumpang dari Pulau Mandangin yang bersandar di Pelabuhan Tanglok Sampang (FOTO : Atoullah for MI)

maduraindepth.com – Hampir sepekan angin kencang barat melanda beberapa daerah di Pulau Madura yang berdampak gelombang besar di laut. Akibatnya banyak nelayan menambatkan perahunya demi keselamatan.

Namun hal itu tak dirasa bahaya oleh sebagian masyarakat Pulau Mandangin yang bekerja di kapal motor penumpang (KMP) rute Desa Pulau Mandangin menuju Kabupaten Sampang.

Menurut pengakuan salah satu pekerja KMP Rosid, cuaca buruk yang terjadi hampir sepekan ini tidak menjadi halangan. Terkadang ia bersama warga lainnya nekat berangkat mengantarkan penumpang pergi ke Sampang Kota.

“Kalau tidak terlalu besar ombaknya dan ada kemungkinan bisa diseberangi, iya kami tetap berangkat ke Sampang karena pekerjaan ini satu-satunya mata pencaharian kami,” kata warga Dusun Keramat, Desa Pulau Mandangin itu, Selasa (2/2).

Kendati demikian hal itu mendapat tanggapan serius dari Kepala Seksi (Kasi) Kepelabuhan Tanglok Sampang Syamsul Bahri. Pihaknya menghimbau masyarakat agar tetap hati-hati dengan memakai alat pelindung keselamatan saat beraktivitas di tengah laut.

“Angin kencang hampir satu pekan ini, masyarakat yang masih nekat bekerja di laut tetap waspada dan hati-hati, gunakan life jacket yang sudah kami berikan dan alat pelindung lainnya,” pintanya.

Sementara Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep dan Surabaya belum mengeluarkan peringatan atau himbauan pemberhentian aktivitas laut.

Baca juga:  APBD Bangkalan Alami Defisit Capai Rp 35 Miliar, Pemkab Putar Otak

“Karena di Sampang tidak ada BMKG, makanya kami masih menunggu surat himbauan dari BMKG Sumenep dan Surabaya. Kalau sudah ada kami akan menyampaikan pada nelayan di Kabupaten Sampang untuk memberhentikan aktivitas di laut,” ujar Syamsul.

Menurutnya angin kencang dan ombak di Pulau Mandangin yang membahayakan aktivitas laut terjadi sekitar bulan Juni, Juli, Agustus. Pada bulan-bulan tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan di tengah laut.

“Untuk bulan-bulan lainnya, meskipun cuaca buruk tetap sebagian nelayan kapal penumpang berangkat berlayar karena mata pencahariannya begitu. Namun tetap menjaga keselamatan dengan menyediakan life jacket (pelampung) serta alat pelindung lainnya,” tandasnya. (ALIM/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto