Lagi, Tujuh Penganut Syiah Ikrar Kembali ke Aswaja

Syiah Sampang
Prosesi tujuh orang pengungsi Syiah berikrar kembali ke ajaran Aswaja di Ponpes Darul Ulum, Gersempal, Omben, Sampang, Sabtu (6/2). (FOTO: Arief Tirtana/MI)

maduraindepth.com – Sebanyak tujuh penganut Syiah asal Sampang yang berada di pengungsian, Jemundo, Sidoarjo, menyatakan atau ikrar kembali ke ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) atau Sunni. Mereka berikrar di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Gersempal, Omben, Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu (6/2).

Humas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang Faisol Ramdhoni menyampaikan, semula ada lima orang pengikut Tajul Muluk yang menyatakan kesiapannya melakukan ikrar. Kemudian bertambah dua orang, sehingga berjumlah tujuh orang yang melaksanakan ikrar di Ponpes Darul Ulum tersebut.

“Jadi total semuanya terdapat tujuh orang yang akan dibai’at,” terang Faisol pada maduraindepth.com.

Alasan ketujuh orang tersebut melaksanakan ikrar pada hari ini lantaran tidak ikut serta berikrar pada November 2020 lalu.

Berikut tujuh orang yang menyatakan kesiapannya berikrar kembali ke ajaran Aswaja:
  1. Moh. Ingsul, anak dari Abdul Halim
    Dia merupakan warga asal Desa Bluuran. Alasan berikrar hari ini karena sedang mengikuti ujian di kampus pada November 2020 lalu.
  2. Hatem (Kepala Keluarga)
    Dia warga asal Desa Bluuran. Alasannya karena saat pelaksanaan ikrar pada November 2020 lalu sedang sakit.
  3. Rani (Istri Hatem)
    Perempuan ini merupakan istri Hatem. Alasannya karena sakit.
  4. Marsi’a (istri alm. Busidin)
    Dia merupakan warga asal Desa Bluuran. Alasannya karena sakit
  5. Sumadi (kepala keluarga)
    Merupakan warga asal Desa Karanggayam. Dia berlasan tidak ikut serta dalam ikrar pada November 2020 lalu lantaran tidak ikut rombongan bus. Sehingga tidak terdaftar dalam peserta bai’at.
  6. Hikam, Putra dari Imam
    Dia merupakan warga asal Desa Bluuran. Alasan tidak ikut ikrar pada November 2020 karena masih belum mau untuk dibai’at.
  7. Mahmud, Putra dari Abdul Muni
    Merupakan warga asal Desa Bluuran. Dia tidak menyatakan ikrar pada November 2020 lalu karena sedang mengikuti ujian kampus.
Baca juga:  Pasca Tajul Muluk dan Pengikutnya Berikrar : Antara Pembinaan dan Kondusifkan Dua Kubu

“Maka hari ini mereka akan dibai’at untuk kembali ke Aswaja,” tegas Faisol.

Soal rencana akan dilakukan pembinaan, Faisol yang juga sebagai Ketua Lakpesdam NU Sampang itu menyampaikan, pembinaan akan dilakukan setelah pemisahan dua kubu itu dilakukan. (Baca: Pasca Tajul Muluk dan Pengikutnya Berikrar : Antara Pembinaan dan Kondusifkan Dua Kubu)

“Namun hal itu merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim). Kemarin Ibu Gubernur berjanji pembinaan akan dilakukan secepatnya,” tandasnya.

Kata Faisol, ihwal pemisahan dua kubu di lokasi pengungsian merupakan permintaan mantan pemimpin Syiah Sampang Tajul Muluk.

Di tempat yang sama, Pengasuh Ponpes Darul Ulum KH. Syafiuddin Abdul Wahid berharap kepada mantan pengikut paham Syiah itu benar-benar kembali ke ajaran Aswaja

“Semoga bai’at ini penuh barokah bagi mereka dan mereka bisa melaksanakan ajaran Aswaja sesuai pernyataan dalam ikrar,” harapnya.

Pengasuh PP Darul Ulum yang kerap disapa Kyai Syafik itu mengatakan, sebelum dilakukan pembinaan, pihaknya bersama tokoh agama dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang akan melakukan pemisahan terhadap penganut Syiah yang sudah ikrar dengan yang belum ikrar.

“Tujuannya supaya yang belum ikrar tidak mempengaruhi yang sudah ikrar,” tandasnya. (RIF/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *