Kisah Penjual Pisang, Tetap Jualan Di Tengah Genangan Banjir

LARUT MALAM: Ibu Dakkir (kaos kuning) melayani salah seorang pembeli pisang dagangannya, Kamis (10/12) malam. (Foto: AW/MI)

maduraindepth.com – Banjir yang merendam kota Sampang, Madura, Jawa Timur sejak Rabu (9/12) lalu menghambat aktifitas perekonomian warga setempat. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Ibu Mu’ah, 65 tahun dan Ibu Dakkir, 60 tahun. Kedua perempuan paruh baya tersebut tetap berjualan pisang demi mendapatkan uang.

Dua warga asal Desa Batuporo, Kecamatan Kedungdung ini mengaku terpaksa pindah lokasi di depan pasar Srimangunan Sampang. Sebab, trotoar yang biasanya menjadi tempat berjualan pisang direndam banjir.

“Biasanya kami jualan di trotoar perempatan tenten (perempatan jl. KH. Wahid Hasyim),” ucap Ibu Mu’a saat ditemui maduraindepth.com, Kamis malam (10/12) pukul 23.30 wib.

Tampak kedua perempuan paruh baya itu duduk berteduh di emperan sebuah toko bangunan. Sementara pisang-pisangnya dijejerkan di trotoar begitu saja.

“Sepi nggak ada yang beli. Biasanya sebelum ada banjir pandapatan kami sekitar Rp 150 ribu. Sekarang baru dapat Rp 50 ribu,” timpal Ibu Dakkir.

Ibu Dakkir mengungkapkan, dirinya bersama Ibu Mu’a berjualan pisang setiap malam Selasa dan malam Jum’at. Keduanya menjajakan pisang dagangannya di trotoar perempatan jl KH. Wahid Hasyim mulai sore hingga subuh.

“Selain malam Selasa dan malam Jum’at saya dan Bu Mu’a tidak jualan. Biasanya orang lain yang jualan pisang di tempat itu juga,” tuturnya.

Baca juga:  Kisah Singkat Asal Mula Api Tak Kunjung Padam Pamekasan

Perempuan yang memiliki tiga orang cucu ini berharap banjir segera surut. Sehingga dirinya kembali berjualan di tempat semula, yakni trotoar tenten.

“Mau gimana lagi, kita sudah puluhan tahun jualan pisang di tempat itu,” tukasnya. (AW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto