maduraindepth.com – Aliansi Jurnalis Pamekasan bersama kampus Universitas Islam Madura bersatu membangun visi untuk memberantas hoaks. Kesepakatan tersebut tertuang dalam penandatanganan cinderamata pada kegiatan seminar dan deklarasi di Aula Lantai III UIM, Kamis (4/4/2019).
Pj Ketua AJP Fahrur Rosi mengatakan, ada banyak cara perihal dalam membungkam informasi bohong. Satu diantaranya masyarakat harus diberi akar pengetahuan yang matang. Seminar-seminar nasional dan forum diskusi dinilai bagian dari memupuk akar pendidikan kepada masyarakat.
“Kami telah banyak ikhtiar untuk memberikan sumbangsih bagi peningkatan kesadaran masyarakat dalam membangun karakter penguatan nasionelisme,” kata Rosi dipaparkan saat sambutan, Kamis (4/4/2019).
Disamping itu, ungkap wartawan telisivisi tersebut ancaman terhadap kebebasan pers pun masih kerap terlihat. Karena itu perlu adanya resolusi kemitraan antara berbagai pihak dengan pekerja pers untuk tetap menjamin adanya kebebasan pers.
Menurut dia, acara ini sengaja digelar pada jelang Pemilu 2019 dengan alasan untuk mengatasi hoaks yang banyak menjamur di masyarakat. Selain itu untuk menjaga marwah demokrasi.
Dosen Prodi KPI IAIN Madura itu mengimbau, dengan menjamurnya berita hoaks di masyarakat, agar pegiat jurnalis terus berpegang teguh pada aturan jurnalistik yang membidani informasi.
Rosi berharap dengan dibangunnya mitra jurnalis-akademisi ini, sama-sama ikut serta menangkal kabar hoaks. Sehingga masyarakar tidak terisolasi pada informasi yang tidak memiliki latar belakang yang jelas.
Sementara itu, Rektor UIM Achmad berterimakasih atas dibangunnya sinergitas dalam menyatukan visi untuk memberantas hoaks. Dia mengakui bahwa pengaruh media massa di tengah masyarakat cukup kuat. Sehingga mitra yang dibangunnya bisa mempermudah komunikasi dengan para pekerja pers.
Namun Achmad mencuit pemberitaan-pemberitaan yang ditulis wartawan. Beritanya terkadang sedikit menimbulkan pandangan berbeda. Artinya yang dipandang masyarakat belum tentu benar dinilai wartawan. Sehingga berita benar dan buruk terkadang berbanding terbalik. (ek/ns)