Dosen DKV ITS Bantu Produk Camilan Olahan Kulit Ikan di Pamekasan Naik Kelas

UKM Mapuse Abmas DKV ITS Surabaya
Dosen DKV ITS Naufan Noordyanto foto bersama pemilik UKM Mapuse Nur Holis di Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Ahad (2/10). (Foto: IST)

maduraindepth.com – Potensi hasil laut yang melimpah membuat masyarakat Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, aktif memproduksi dan memasarkan ikan laut basah (mentah) atau kering hingga makanan dan masakan olahannya. Kondisi ini juga dilakukan oleh salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) setempat, Madura Punya Selera (UKM Mapuse).

Ketua Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Naufan Noordyanto  melihat, bahwa produk masakan dan makanan olahan kulit ikan merk Nurika produksi UKM Mapuse berpotensi menjadi produk yang dikenal luas oleh publik. Namun, produk hanya dikemas dengan plastik transparan atau dengan label sederhana, mirip dengan kompetitor lain.

banner auto

“Sehingga menyebabkan kebingungan identifikasi identitas di pasar. Dampaknya, merek camilan kulit ikan Nurika mudah dilupakan, daerah produksi tidak menonjol, dan tidak berdaya saing, yang pada gilirannya tidak menguntungkan secara ekonomi,” katanya dan di Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS itu, Ahad (2/10).

Menurut Naufan, produk olahan kulit ikan Nurika berpotensi menjadi produk khas Desa Branta Pesisir, Pamekasan, Madura. Bahan baku langsung didapat dari laut tempat tinggalnya, tidak memasok dari luar daerah. Sehingga bisa dirancang dan komunikasikan posisinya melalui kemasan.

Sebelumnya, tim Abmas yang terdiri dari dosen-dosen DKV ITS, seperti Naufan Noordyanto, Sayatman, Rabendra Yudhistira Alamin, Putri Dwitasari, Nugrahardi Ramadhani, telah melakukan observasi dan wawancara intens. Utamanya dengan pemilik UKM mitra dan mengakomodasi kebutuhan serta permasalahan desainnya dengan mengidentifikasi produk dan pasar, termasuk mengamati kompetitornya.

Baca juga:  AKSI Nusantara Ragukan Pemerintah Terkait Pengurangan 70 Persen Sampah Plastik ke Laut

Setelah itu, tim Abmas menentukan faktor pembeda dan keunggulan produk atau Unique Selling Preposition (USP), yaitu camilan oleh-oleh khas Pamekasan, Madura. Produk yang dibuat dengan kulit ikan pilihan dan bumbu alami yang gurih dan krispi, praktis, dapat langsung dikonsumsi atau sebagai lauk dengan nasi dan sambal.

Varian desain kemasan kantong yang diidentifikasi dengan varian warnanya dikembangkan dari rasa/bumbu produk yang ditawarkan. Identitas kultural Madura sebagai asal produksi produk dan narasi pesisir ditampilkan guna mengidentifikasi USP produk sebagai camilan asal Pamekasan, Madura, yang praktis dan bisa dibawa kemana pun.

Tim Abmas DKV ITS juga mendesain label untuk memberi identitas pengirim dan penerima guna mengakomodasi layanan pengiriman paket produk. Dari USP inilah, tampilan grafis atau artistik dikembangkan melalui sketsa dan coloring, seperti tipografi merek Nurika, dan ilustrasi utama kemasannya, setelah sebelumnya telah ditentukan pemilihan rencana material kemasan, ukuran dan informasi kemasan.

“Pengembangan desain kemasan adalah bentuk kontribusi sosial kerja mendesain dan hilirisasi produk desain ITS pada masyarakat. Kami berharap produk Abmas ini dapat meningkatkan nilai jual dan penghasilan UKM mitra,” imbuh Naufan.

Produk populer di desa Branta Pesisir adalah camilan kulit ikan. Namun menurut pengakuan pemilik UKM Mapuse, produk ini kurang mempenetrasi pasar baru, salah satunya, karena belum memiliki kemasan yang representatif dan berdaya jual.

Baca juga:  UMKM yang Menuhi Syarat di Pamekasan Segera Dapat Bantuan Rp 2,4 Juta

Nur Holis, selaku pemilik UKM Mapuse mengungkapkan, produk camilan kulit ikannya kurang mendapat pasar baru, pasarnya di circle yang tetap, cenderung pelanggan lama. Holis juga mengaku bersyukur karena Tim Abmas DKV ITS membantu pemecahan masalah desain dan usahanya.  Menurut dia, pengabdian melalui pengembangan kemasan ini membantu dalam menyelesaikan masalah UKM, untuk naik kelas.

“Karena dengan desain kemasan produk yang bagus dan sesuai regulasi, UMKM bisa bersaing di pasar yang lebih modern. Sehingga diharapkan terjadi peningkatan omset yang signifikan kedepannya,” harapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto