Bupati Tegur Keras Satgas Covid-19 Karang Penang, ini Sebabnya

Bupati Sampang H Slamet Junaidi tegur keras Tim Satgas Covid-19 Karang Penang. (Humas Pemkab for MI)

maduraindepth.com – Saat mengunjungi Posko Covid-19 Kecamatan Karang Penang, Selasa (7/4) malam, Bupati Sampang Slamet Junaidi menegur keras Kepala Puskesmas Karang Penang. Sebabnya, pertanyaan Bupati soal jumlah Orang Dalam Resiko (ODR) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dijawab tanpa data lengkap.

Tak sampai disitu, kemarahan Bupati Slamet Junaidi semakin memuncak ketika mendengar jawaban Kepala Puskesmas soal jumlah pendatang yang dari luar negeri. Pasalnya, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) beberapa hari  lalu ketika melakukan screening dan pendataan di Posko Covid-19 Kabupaten Sampang Gedung Kesenian ternyata tidak masuk di data Puskesmas Karang Penang.

banner 728x90

Padahal Bupati mengetahui sendiri jika TKW yang dimaksud merupakan warga Desa Karang Penang Oloh, dan sempat mengobrol saat meninjau Posko Covid-19.

Mengetahui hal itu, Bupati Sampang kemudian menelpon Kepala BPBD dan Kepala Dinas Kesehatan untuk memastikan TKW yang dimaksud datanya telah diturunkan ke Puskesmas atau belum.

“Pak Agus masih ingat ada TKW dari Malaysia yang berasal dari Karang Penang waktu itu? Apakah datanya sudah diturunkan ke bawah? Kok Kepala Puskesmas Karang Penang tidak mengetahui itu,” ucap Bupati ketika menelepon Kepala Dinkes.

Dari sambungan selular, Kepala Dinkes menjawab, bahwa semua data warga yang datang dari zona merah maupun luar negeri di Posko Kabupaten telah diturunkan ke Puskesmas masing-masing agar mendapatkan pengawasan dan pemantauan. Namun anehnya, Kepala Puskesmas Karang Penang tidak mengetahui kedatangan TKW yang dimaksud sehingga hal itu membuat Bupati marah.

Baca juga:  Gelar Paripurna 2 Raperda Usulan, DPRD Sampang Minta Pemkab Serius Garap Peternakan

“Jangan main-main dengan data, kalau dari Kabupaten dan Kecamatan tidak sinergis datanya ini yang akan terjadi, para perantau lepas dari pengawasan tim medis, padahal kita Forkopimda tiap pagi hingga malam kerja ekstra tapi di bawah belum ada keseriusan,” ucapnya keras.

Penyajian data, kata H Slamet Junaidi, tidak boleh dianggap sepele. Sebab dari hal itulah akan dilakukan langkah langkah berikutnya untuk monitoring para perantau yang datang dari zona merah.

“Jika hal kecil berupa data saja sudah tidak sinkron bagaimana harus turun ke bawah dan melakukan monitoring? Ini bencana dunia jangan seolah-olah tidak mau peduli,” tegur dia.

“Ini semata-mata untuk Sampang, ayo sama-sama bergerak, kasihan masyarakat kalau petugasnya masih belum serius, zona hijau harus kita pertahankan,” tambahnya. (AW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *