BPNT di Sumenep Diprotes Warga, Ini Jawaban Dinsos

BPNT Sumenep
Salah seorang warga yang hendak mengembalikan beras Bulog yang ditengarai berkualitas buruk. (Foto: MR/MI)

maduraindepth.com – Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dikeluhkan warga Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pasalnya, dari beras yang diterima warga, ternyata tidak sesuai dengan kualitas yang ditentukan pemerintah setempat, yakni berkualitas medium.

Pantauan maduraindepth, sejumlah warga memilih untuk mengembalikan beras, sebab dianggap tidak layak konsumsi. Selain itu, beras yang didistribusikan pada Kamis (26/12) kemarin, dari program BPNT melalui Bulog ada yang berbau apek, bahkan berkapang dan warna beras kekuningan.

banner auto

“Iya dikembalikan. Masak kita mau makan beras begituan. Ada ulatnya, ada kapangnya, apek, pokoknya tak layak lah,” ungkap Sholeh (31), warga setempat, Ahad (29/12).

Sholeh selaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM) merasa keberatan dan kecewa. Sebab, dengan uang 110 ribu masyarakat diberi beras dengan kualitas jelek.

“Beras yang dikasih ke masyarakat jelek, harganya 32.500 per-gantang, harusnya putih kalau harga segitu,” ucap dia, dengan nada kesal.

Dia meminta, agar pemerintah memberikan bantuan yang layak dan bisa digunakan masyarakat. “Saya minta yang layak dikonsumsi seperti yang dimakan setiap harinya. Saya khawatir berasnya berpenyakit kalau tidak dikembalikan,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Edi Susanto tidak menampik hal tersebut. Alhasil, setelah ada keluhan dari warganya, Edi langsung mengkroscek ke tempat pendistribusian dan ke sejumlah rumah warga.

Baca juga:  Segini Besaran dan Waktu Pencairan Bantuan PKH dan BPNT 2023

“Setelah saya turun ke masyarakat ternyata memang benar bahwa beras tersebut memang kurang layak, sesuai dengan apa yang disampaikan masyarakat,” terang Edi.

Edi mengkhawatirkan, jika beras tersebut tetap saja seperti halnya dengan beras Bulog tahun sebelumnya, maka masyarakat tidak akan mengkonsumsi, melainkan akan menjualnya. “Faktanya memang seperti itu, ada sebagian masyarakat yang berinisiatif menjual lagi karena memang tidak layak. Jadi mereka beli dengan harga segitu, kemudian dijual lagi dengan harga separuh,” jelas dia.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Fakir Miskin Dinas Sosial (Dinsos) setempat, Moh. Zaini, saat dikonfirmasi menyatakan, jika ada beras yang tidak layak bisa dikembalikan.

“Kemarin sebenarnya sudah dijelaskan, jika ada beras yang tidak layak dikonsumsi bisa dikembalikan ke e-warungnya, agar nanti e-warung terus yang mengembalikan kepada suplayernya,” katanya.

Disinggung soal kualitas Bulog sendiri, Zaini berdalih akan segera mengevaluasi kualitas beras tersebut. “Tentu kami akan mengevaluasi ini, baik dari suplayer beras itu. Sebab kemarin kita sudah jelaskan kepada pendamping PKH, pejabat desa,” dalihnya. (MR/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto