BMKG: Perairan Sumenep Aman, Akhir Tahun Waspada Gelombang Tinggi

Nelayan
Seorang nelayan berada di Perairan Pulau Sapudi Kabupaten Sumenep. (Foto: Dok. MI)

maduraindepth.com – Selama tiga hari terakhir, terhitung Ahad (18/10) hingga Selasa (20/10) sejumlah wilayah di Kabupaten Sumenep diguyur hujan. Mulai dari intensitas hujan ringan hingga sedang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan jika Oktober kali ini merupakan masa peralihan musim. Sehingga di beberapa wilayah terjadi hujan.

banner auto

Kepala Stasiun BMKG Kalianget, Sumenep, Usman Kholid menyampaikan, awal musim penghujan berdasarkan rilis prakiraan cuaca dari stasiun klimatologi Malang, untuk 27 kecamatan di Sumenep diprediksi akan terjadi pada dasarian I, II, dan III November 2020.

Sedangkan untuk peralihan musim atau pancaroba, dari kemarau ke musim hujan yakni Oktober 2020. ”Jadi bulan ini kita masuk pada masa peralihan musim,” terangnya, Selasa (20/10).

Usman memaparkan, puncak musim penghujan diperkirakan terjadi pada Januari dan Februari 2021. Pada masa transisi ini, dia menghimbau agar masyarakat mewaspadai adanya cuaca ekstrim akibat terjadinya hujan deras berdurasi singkat.

Selain itu, pada saat pancaroba juga berpotensi terjadi angin kencang, angin puting beliung, disertai petir. Pada musim penghujan, diharapkan masyarakat mewaspadai adanya bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.

Dia menyebut, pada masa peralihan musim ini pihaknya terus memperbaharui informasi terkait prakiraan tinggi gelombang laut. Untuk di masa-masa transisi, angin sudah mulai berubah arah. Semula angin Timur berubah menjadi angin Barat.

Baca juga:  KLM Sumber Baru Asal Lamongan Akhirnya Berhasil Dievakuasi

”Gelombang bisa saja berkurang. Karena peralihan,” papar Usman.

Tetapi, lanjut Usman, pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat juga waspada terhadap awan kumolonibus. Awan ini menurutnya bisa memicu bertambahnya kecepatan angin, sehingga potensi gelombang tinggi bisa saja terjadi. Tidak hanya itu, potensi cuaca ekstrim lainnya seperti hujan disertai petir, puting beliung, dan angin kencang bisa membahayakan.

Oleh karena itu, kepada para pengguna transportasi laut dan nelayan dituntut harus waspada masa-masa transisi ini. Meski saat ini lembaganya memperkirakan kondisi gelombang laut di sejumlah perairan Kota Keris sementara masih normal.

”Terus update informasi terbaru prakiraan cuaca dari BMKG,” serunya. (*/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto