maduraindepth.com – Aktivis Sungai Watch Pamekasan mengkritik pemerintah dalam penangan banjir di sejumlah wilayah kota setempat. Pasalnya pemerintah tidak segera melakukan pengerukan sungai untuk mengatasi banjir di Pamekasan.
M. Jatim salah satu bagian dari aktivis Sungai Watch Pamekasan mengatakan, di Kabupaten Pamekasan sering terjadi banjir akibat intensitas hujan yang cukup tinggi. Sehingga mengakibatkan bertambahnya debit air kiriman dari utara.
Menurutnya, seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan mengantisipasi banjir saat memasuki musim hujan. Diantaranya dengan melakukan pengerukan di sepanjang ruas sungai Latemon dan kali Semajid di Pamekasan.
“Saya minta kepada Pemerintah Pamekasan cepat melakukan langkah seperti melakukan pengerukan sungai, agar ketika hujan dengan intensitas tinggi tidak terjadi banjir lagi,” tegasnya, Senin (11/1).
Mantan aktivis PMII Pamekasan itu menjelaskan bahwa ada oknum di lembaga pemerintah di Pamekasan yang justru menyewakan lahan dari sedimentasi sungai untuk kebun rumput dan pisang.
“Warga meminta perhatian dan itikad dari pengelola sungai agar tanaman tersebut dibersihkan atau diambil tindakan agar tanaman tersebut dibabat habis,” lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memerintah Bupati Pamekasan Baddrut Tamam agar melakukan pengerukan beberapa sungai penyebab banjir di wilayah Pamekasan.
“Segi mitigasi sebagai strategi jangka panjang untuk antisipasi banjir agar pak bupati melakukan pengerukan sungai,” katanya, Sabtu (19/12/2020) silam, saat melakukan kunjungan di Kabupaten Pamekasan.
Selain itu, Khofifah juga memerintahkan Pemkab Pamekasan agar segera mengambil langkah migitasi yang komprehensif akan dilakukan pengerukan. Karena sungai di Pamekasan itu sudah tidak lama dikeruk.
“Nanti PUPR agar bertemu dengan bupati untuk tanggul segera diperbaiki dan melakukan proses pengerukan sungai,” katanya.
Sementara itu, Bupati Baddrut menyebut banjir ini diakibatkan karena tanggul utama yang berada di kelurahan Gladak Anyar Pamekasan jebol. Karena itu kemudian ada luapan air di lima titik sungai tersebut.
“Lima titik luapan sungai. Khususnya di titik utama di daerah Gladak Anyar, Pamekasan,” pungkasnya. (RUK/MH)