maduraindepth.com – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mendorong semua orang tua untuk lebih aktif dalam memberikan pendampingan dan bimbingan terhadap anak. Teruma, pada era seperti saat ini yang terus beriringan degan kemajuan teknologi.
Menurutnya, orang tua merupakan sosok guru yang paling utama bagi anaknya masing-masing. Maka dari itu, sebagai orang tua harus bisa lebih aktif dalam memberikan pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh anak.
Disampaikan, bahwa dalam keseharian anak sekarang, cenderung sangat dekat aktivitasnya dengan gawai alias telepon pintar. Untuk itu, aktivitas serupa harus diimbangi dengan pengawasan optimal dari orang tua. Supaya, dapat mengarah pada hal yang positif.
“Kemajuan teknologi, membuat tidak terbatasnya ruang dan waktu untuk mendapatkan beragam informasi di semua aktivitas sehari-hari,” ungkapnya, Jumat (20/9).
Dengan begitu bebasnya keterbukaan informasi yang tersedia melalui telepon pintar, maka sangat penting untuk dilakukan pengawasan. Supaya, aktivitas anak-anak dalam mengakses peranti digital dapat dipastikan tidak terjerumus ke arah yang negatif.
Menurutnya, keterbukaan informasi yang tersedia dalam dunia digital, tidak seutuhnya positif. Beriringan dengan itu, tentu juga terdapat berbagai informasi yang besar potensinya untuk memberikan dampak negative terhadap seorang anak.
“Untuk mencegah hal negatif itu, maka peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam melakukan pengawasan,” ujarnya.
Seorang anak harus diberikan penjelasan dengan baik mengenai dampak penggunaan perangkat teknologi digital. Terutama, saat mengakses berbagai kanal yang tersedia di internet. Sehingga, situs yang dikunjungi dapat dipastikan tidak mengandung unsur negative terhadap anak.
“Ketika berselancar di internet, perlu bimbingan orang tua dan guru. Supaya mengeksplorasi situs sesuai dengan rentang usia dan kebutuhannya,” kata Bupati Fauzi.
Kata dia, dalam memeberikan pengawasan, pendampingan dan bimbingan terhadap anak, tentu tidak cukup sekadar dilakukan oleh orang tua. Tetapi, di samping itu juga perlu adanya kolaborasi dengan guru di lembaga pendidikan.
Melalui kolaborasi tersebut, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang aman bagi seorang anak saat mengakses platform digital. Selain itu, kolaborasi yang dimaksud, juga sebagai upaya untuk mencinptakan lingkungan keluarga dan sekolah yang positif untuk pertumbuhan seorang anak.
“Dunia digital yang berkembang pesat memiliki tantangan besar. Maka dari itu, harus saling bahu-membahu untuk memperkaya pengetahuan kepada anak-anak, agar tidak salah memanfaatkan,” pungkasnya. (bus/*)