maduraindepth.com – Sensus Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Sampang tidak berjalan, karena alasan terbatasnya anggaran. Padahal, sensus tersebut bertujuan agar perkembangan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan bisa dimonitor.
Tim Produksi NTP Badan Pusat Statistik (BPS) Sampang, Nurcholis mengatakan, pelaksanaan sensus NTP saat ini hanya sampai level provinsi. “Hasil data sensus ini dikumpulkan oleh BPS kabupaten/kota setiap bulan sekali, dimana sensus NTP itu berisi data harga,” ujarnya, Kamis (16/3).
Dia menambahkan, sensus NTP tidak merambah level kabupaten karena beberapa hal. Seperti, sampel tidak mencukupi. Selain itu, anggarannya terbatas, termasuk waktu pelaksanaan sensus juga terbatas.
”Sama halnya dengan inflasi, di Sampang juga tidak terealisasi yang ada itu di Kabupaten Sumenep,” terangnya.
Kata Nurcholis, permasalahannya sama dengan NTP, hanya saja kalau inflasi yang dicek perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Misalnya, setiap bulan ada kenaikan berapa dari komoditas tersebut. Sementara, sensus NTP kebanyakan dilakukan di kota tertentu.
”Dengan NTP, kita bisa mengetahui indeks harga yang diterima petani dan memantau fluktuasi harga barang yang dihasilkan petani. Tujuan lain, untuk menghitung pendapatan daerah di sektor pertanian,” jelasnya.
Tak hanya itu, adanya sensus NTP juga digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual dengan kebutuhan produksi dan konsumsi. “Juga bisa meningkatkan daya saing produk pertanian, dengan begitu pemerintah akan berupaya meningkatkan kualitas produk pertanian,” pungkasnya. (Alim/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini