maduraindepth.com – Menjadi perbincangan di kalangan guru honorer terkait pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK)/P3K di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang. Kepala Kemenag H. Pardi menyatakan pihaknya masih menunggu juknis dari pusat maupun Provinsi Jawa Timur, Rabu (13/1).
Menurutnya, untuk penyajian P3K adalah untuk kategori guru yang masuk dalam Kategori 2. Namun dijelaskannya, di lingkungan Kemenag Sampang tidak terdapat guru-guru yang masuk dalam K2.
“Hanya ada beberapa pegawai di kantor urusan agama (KUA) yang sampai saat ini masih belum SK Pusat,” katanya.
H. Pardi berharap, jika memang terdapat pengangkatan yang bisa dimasukkan dalam SK pusat maka pihaknya akan mengusulkannya. Kendati demikian, sampai saat ini pihaknya masih belum menerima juknis tentang P3K di lingkungan Kemenag.
“Kami senang malah kalau ada pegawai di lingkungan Kemenag bisa diajukan SK Pusat,” ucapnya.
Di lingkungan Kemenag Sampang, H. Pardi mengaku untuk tahap pertama P3K, pihaknya berencana akan memprioritaskan sebannyak 25 guru honorer yang akan diusulkan dalam P3K di luar K2 lingkungan Kemenag Sampang. Hal itu dilakukan berdasarkan penilaian masa bakti dan kinerja selama berada di wilayah Kemenag Sampang.
“25 orang ini saya anggap layak untuk masuk di P3K, sementara lainnya yang diangkat berdasarkan pramusaji, pramubakti tidak masuk dalam prioritas karena tidak ada nomenklaturnya,” tandasnya.
H. Pardi menyebutkan, yang tidak terhitung dan tidak masuk dalam nomenklatur adalah, penjaga malam.
“Memang penting mereka bersih-bersih kantor, pegang kunci dan penjaga malam, namun tidak ada nomenklaturnya,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Pendma Kemenag Sampang Mawerdi. Ia mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menunggu info resmi dari Kementerian agama maupun Kemenag Jawa Timur.
Ditanya terkait jumlah tenaga honorer di lingkungan Kemenag Sampang, pria kelahiran Kecamatan Banyuates itu menyebutkan sekitar 10.000 lebih tenaga honorer di wilayah Kemenag Sampang beradasarkan data Simpatika.
“Sampai saat ini belum ada info resmi, honorer sekitar 10.000 an,” ucapnya. (RIF/MH)